‘Amil Tanazu’ Perspektif Bashrah: Prinsip Logis dan Penolakan Syadz Kufah dalam Nahwu Klasik

Amil Tanazu

Milenianews.com, Mata Akademisi – Dua ‘amil bersaing memperebutkan kuasa atas satu ma’mul; suara siapa yang akan berkuasa dalam i’rab Qur’ani?. Tanazu’ fil ‘amal hadir membawakan argumen siapa yang paling berhak diterima oleh ma’mul. Dari lima madzhab nahwu, Bashrah dan Kufah menjadi urutan teratas madzhab nahwu paling berpengaruh berdasarkan jumlah karya, pengaruh historis, penerimaan luas, dan dominasi hingga modern.

Tanazu’ sendiri berasal dari wazan tafa’ala yang menjadikan tanazu’ memiliki makna musyarkah bainal istnain (menyiratkan timbal balik konflik).  Tanazu‘ fil ‘amal adalah kondisi di mana dua kata kerja atau amil saling berebut pengaruh terhadap fa‘il atau ma‘mūl, tanpa ikhtilāf definisi dasar antara Bashrah dan Kufah. Mazhab Bashrah mendefinisikannya dengan penekanan pada prioritas amil terdekat, sementara Kufah memprioritaskan amil pertama berdasarkan urutan kemunculan. Adapun syarat utama terjadinya tanazu’ yaitu ketika adanya dua ‘amil yang saling terhubung baik terhubung oleh athof atau lainnya dan keduanya membutuhkan ma’mul kemudian salah satu ‘amil beramal kepada isim yang nyatasedangkan yang lain beramal kepada dhamir (kata ganti) dari isim tersebut, yang disebut ‘amil muhammal (yang diabaikan pengaruhnya).

Baca juga: Epistemologi dan Prosedur Operasional Tafsir Maudhu’i: Studi Komparatif antara Konsep Al-Farmawi dan Kontribusi Sarjana Kontemporer

Dalam Alfiyah karya Ibnu Malik terdapat contoh يُحسِنُ و يُسِيْءُ إِبْناك dimana يُحسِنُ ‘amil pertama و menjadi irtibath dan يُسِيْءُ ‘amil kedua yang memperebutkan menjadi إِبْناك fa’ilnya. Jika mengamalkan ‘amil kedua maka wajib menambahkan dlomir pada ‘amil pertama yang kembali pada ma’mul menjadi يُحسِنانِ و يُسِيءُ إبْناك (Ulama Bashrah). Begitu pun sebaliknya Ulama Kufah mengamalkan ‘amil pertama yang menjadikan ‘amil kedua harus ditambahkan dlomir menjadi يُحسِنُ و يُسِيىءَانِ إِبْناك . Pada dasarnya ‘amil pertama atau ‘amil kedua yang beramal إبْناك tetap menetapi hukum rafa’. Namun, yang menjadi perdebatan ‘amil mana yang merafa’kan ma’mul إبْناك, begitu pun dengan beberapa contoh lainnya. Perbedaan ini merefleksikan prinsip berbeda dalam nahwu di mana Bashrah memprioritaskan amil kedua berdasarkan kedekatan dalam struktur kalimat, Sementara Kufah memprioritaskan amil pertama berdasarkan kedahuluan.

Mazhab Basrah melalui qiyas qurb Sibawaih, ta’lil Al-Khalil, dan dalil mutawatir menempatkan ‘amil kedua sebagai ‘amil utama dalam tanazu’ fil ‘amal, dengan dasar kedekatan sintaktis antara amil dan ma’mul sebagai prinsip logis kuat. Sibawaih dalam al-Kitab (juz 2, bab al-amal) menyatakan: “العامل الثاني أحق بالعمل لقربه من المعمل” (Amil kedua lebih berhak beramal karena kedekatannya dengan ma’mul), didasari istiqra’ kalam Arab seperti هَاؤُمُ أَقْرَؤُوا كِتَابِيَهْ (QS. Al-Haqqah:19), di mana أَقْرَؤُوا mendominasi كِتَابِيَهْ menjadi ya’ bukan hu. Al-Khalil dalam fondasi Kitab al-‘Ayn (dirujuk Sibawaih) menjelaskan ta’lil irthibath: “الارتباط يجعل الآخر أقرب للمعمول فهو يعمل ويحمله الأول على الضمير المستتر” (Keterkaitan menjadikan akhir lebih dekat pada ma’mul, maka ia beramal dan amil pertama pada dhamir mustatir).

Pendekatan ini mengutamakan sumber mutawatir dari Al-Qur’an dan Hadis yang menunjukkan pola tanazu’ fil ‘amal dengan pengaruh amil kedua terhadap ma’mul, menghindari syadz Kufah serta menjaga konsistensi i’rab tanpa kekacauan taqdim mutlak. Sibawaih menegaskan dalil mutawatir ini di al-Kitab: “إن العرب تقدم العامل الأول وأعمل الثاني لقربه” (Orang Arab mendahulukan amil pertama tapi mengamalkan kedua karena dekatnya), menjadikan qaul shahih Basrah lebih rasional dan tekstual daripada qiyas taqdim Kufah. Prinsip ini memperkuat superioritas observasional Basrah dalam nahwu

Sebaliknya, Mazhab Kufah menggunakan pendekatan sam‘ shadh, yaitu riwayat dari penutur Arab tsiqah sebagai dalil utama yang lebih diutamakan daripada qiyas filosofis Bashrah, di mana syadz didefinisikan sebagai riwayat anomali yang menyimpang dari qiyas mayoritas atau riwayat massal namun sahih jika dari perawi fasih. Mereka mengedepankan penggunaan bahasa sehari-hari Kufah dan menilai ‘amil pertama dalam tanazu‘ lebih kuat berdasarkan urutan sintaktis. Mazhab ini lahir setelah Bashrah dengan fokus pada hadis, fikih, dan qira’ah, memberikan kontribusi dengan menerima variasi empiris selain mutawatir Bashrah, sehingga memperkaya ilmu nahwu klasik.

Baca juga: Perkembangan Tradisi di pesantren Indonesia: Sejarah dan kontribusinya

Mazhab Bashrah secara tegas menolak syadz Kufah, yaitu riwayat anomali empiris syadz yang berasal dari periwayatan penutur tunggal, sebagai upaya menjaga kemurnian ilmu nahwu berdasarkan tiga dalil utama, yaitu qiyas qurb Sibawaih yang mengutamakan ‘amil kedua dalam tanazu‘ karena kedekatan sintaktis ke ma‘mul, ta‘lil al-Khalīl yang menempatkan syadz bukan sebagai dalil utama, dan dalil mutawātir Al-Qur’an serta hadis sebagai riwayat massal dengan tingkat kepastian (yaqin) tinggi sehingga menolak riwayat aḥad dan syadz Kufah yang jumlahnya sedikit dan sering bertentangan dengan jumhur; dengan pendekatan ini, Bashrah menjadikan syadz Kufah sebagai referensi deskriptif bukan dalil preskriptif kaidah, yang sekaligus menjadi landasan kuat tradisi nahwu klasik Baghdad dan Andalusia.

Secara ringkas, fenomena ‘amil al-tanazu’ menggambarkan dinamisasi nahwu klasik melalui perdebatan metodologis yang memperkaya pemahaman bahasa Arab. Mazhab Bashrah, dengan prinsip qiyas qurb Sibawaih, ta’lil Al-Khalil, dan penolakan syadz Kufah, menunjukkan bagaimana sistem tata bahasa bukan hanya aturan semata, tetapi juga refleksi etika ilmiah dan tekstualitas yang ketat. Pendekatan ini tidak hanya menjaga kemurnian sumber mutawatir seperti Al-Qur’an, melainkan juga menjadi fondasi bagi perkembangan nahwu Baghdad yang mengintegrasikan logika formal dan qiyas. Akhirnya, warisan Bashrah ini terus relevan dalam tafsir kontemporer, memastikan kestabilan i’rab teks suci dari varian anomali.

Penulis: Imas Siti Sarah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *