AI Bisa Jawab Semua Pertanyaan, Tapi Gagal Menyembuhkan Sepi, Kisah Tragis Adam Raine Jadi Alarm untuk Kita

AI Bisa Jawab Semua Pertanyaan, Tapi Gagal Menyembuhkan Sepi, Kisah Tragis Adam Raine Jadi Alarm untuk Kita

Mata Akademisi, Milenianews.com – Adam Raine, remaja asal Amerika yang sering curhat ke chatbot AI (Artificial Intelligence), mungkin awalnya cuma cari teman ngobrol. Ironisnya, teknologi yang katanya pintar itu malah gagal membaca kesepian terdalamnya. Adam akhirnya memilih jalan tragis: “mengakhiri hidup”. Sebuah tragedi yang bikin kita sadar, AI bisa ngasih jawaban cepat, tapi nggak pernah bisa ngasih pelukan hangat.

Di era sekarang, AI seakan udah jadi “teman baru” buat banyak orang dari hiburan, media sosial, sampai chatbot percakapan. Tapi, kalau dipakai tanpa filter, teknologi ini bisa berubah jadi pisau bermata dua: bikin candu, salah kasih informasi, sampai bahaya paling sunyi, bisa bikin orang merasa dimengerti padahal sebenarnya sendirian. “AI itu kayak punya teman yang selalu jawab, tapi hatinya kosong,” begitu salah satu komentar warganet yang pernah viral.

Baca juga: Belajar atau Bermain? Dilema Mahasiswa di Tengah Demam Esport

Fenomena Adam seharusnya bikin kita, terutama anak muda di Indonesia, lebih waspada. Literasi digital itu bukan pilihan, tapi kebutuhan mendesak. Bayangin kalau generasi kita cuma bisa jadi penonton dan korban teknologi, bukan sebagai pengendali.

Di titik inilah peran pendidikan jadi krusial. Universitas Nusa Mandiri (UNM) misalnya, udah ngasih jawaban yang lebih manusiawi. Mereka nggak sekadar ngasih teori tentang teknologi, tapi juga ngajarin cara survive di dunia digital.

Ada Program Internship Experience (IEP) 3+1, di mana mahasiswa tiga tahun belajar di kampus, lalu setahun full terjun ke industri. “Biar anak-anak nggak cuma jago teori, tapi juga ngerti realita,” begitu kira-kira semangat yang dibangun.

Baca juga: Pidato Sastri Yunizarti Bakry di Forum BRICS: Integritas, Budaya, dan Diplomasi Nurani Indonesia

Selain itu, fasilitas modern, kelas interaktif, sampai student corner disiapin buat bikin proses belajar nggak kaku. Bahkan, biaya kuliahnya bisa dicicil, nyata banget buat banyak keluarga yang lagi mikir realistis soal pendidikan.

Tragedi Adam jadi pengingat pahit: teknologi secanggih apapun tetap butuh disentuh manusia. Dan di tengah derasnya arus AI, pendidikan jadi benteng terakhir buat generasi muda. Bukan cuma biar melek digital, tapi juga biar kita tetap jadi manusia yang punya empati, bisa merangkul dan bisa peduli.

Karena pada akhirnya, AI bisa ngasih kita semua jawaban, kecuali satu hal: “perasaan dipahami”.

Penulis: Andry Maulana, Kepala Kampus Universitas Nusa Mandiri (UNM) Margonda

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *