Ruse Bulgaria, Kota Bersejarah dengan Nuansa Ala Wina

ruse bulgaria

Milenianews.com – Sudah sampai Romania, di Kota Bukares, Eropa Timur, maka menurut buku panduan wisata dan media sosial, tinggal sepelemparan sandal ke negara Bulgaria. Jadi, kami—saya dan istri—memang sudah merencanakan akan ke Bulgaria, negara di Eropa Timur yang tentunya belum sepopuler Hungaria atau Slovakia. Letaknya di Eropa Timur agak ke selatan, jadi posisinya di tenggara benua Eropa. Wilayah ini sering disebut sebagai Balkan.

Bulgaria memiliki lanskap alam yang tenang, sejarah panjang seperti negara Eropa lainnya, serta budaya yang unik dan sedikit berbeda dengan budaya Eropa Barat yang western. Mereka punya bahasa sendiri yang asing bagi kita karena hubungan antarnegara belum terlalu dekat. Ibu kota negaranya adalah Sofia, tetapi kami tidak ke Sofia; kami menuju Ruse, kota di perbatasan yang bisa dicapai dengan mobil dari Bukares, Romania.

Perjalanan dari Bukares, ibu kota Romania, menuju negara tetangga Bulgaria adalah pengalaman lintas batas yang menarik dan mudah dilakukan melalui jalur darat. Kota Bukares menuju Kota Ruse, Bulgaria, yang lokasinya di perbatasan, berjarak 80 km dan bisa ditempuh dalam 1 jam. Dari Bukares hingga perbatasan Bulgaria jaraknya 65 km, di mana pemisah dua negara ini adalah Sungai Danube yang dihubungkan oleh jembatan bernama Jembatan Persahabatan Giurgiu–Ruse. Ketika menyeberang, tepat di tengah jembatan terdapat garis perbatasan internasional kedua negara. Masuk jembatan di wilayah Romania, mobil melewati pos perbatasan Giurgiu dan setelah menyeberangi jembatan, kami tiba di Bulgaria, di pos perbatasan Ruse sekaligus memasuki kota Ruse.

Baca juga: Menelusuri Jejak di Bukares: Paris dari Timur, Kampus Tua, dan Salad Tomat

Melewati imigrasi masuk ke Ruse, terlihat pemandangan kota yang agak berbeda dengan Bukares. Ruse lebih tenang dengan area pusat kotanya dipenuhi bangunan bergaya klasik. Ruse termasuk kota besar di Bulgaria, ibu kota provinsi, dikenal sebagai kota tertua dan paling bersejarah. Kota ini sering disebut bergaya Wina karena keindahan arsitektur Eropa abad ke-19 yang masih terawat dengan baik seperti kota Wina, Austria. Selain itu, Ruse juga berperan penting sebagai kota pelabuhan, pusat perdagangan, dan jalur transportasi utama antara Eropa Tengah ke wilayah Balkan. Melalui kota ini ekspor-impor berlangsung intensif, memperkuat fungsi Ruse sebagai simpul ekonomi kawasan utara Bulgaria.

Alun-alun sebagai area kebebasan

alun-alun

Sebagai wisatawan, pertama-tama perlu ke alun-alun utama kota, Freedom Square atau Ploshtad Svoboda, yang merupakan jantung kehidupan sosial dan budaya kota Ruse. Terletak di pusat kota, alun-alun ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Ruse sekaligus jejak sejarah perkembangan kota. Seperti di banyak kota di Eropa Tengah dan Timur, alun-alun dikelilingi bangunan-bangunan bergaya neoklasik dan barok dari abad ke-19. Suasananya memancarkan nuansa elegan khas Eropa Tengah. Di tengah alun-alun berdiri Monumen Kebebasan, Monument of Liberty, karya pemahat Italia yang menjadi ikon utama kota. Patung perunggu perempuan yang menjulang tinggi di puncaknya melambangkan kebebasan dan keberanian rakyat Bulgaria dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah.

Saya tertarik dengan bangunan Balai Kota Ruse, Municipality Building, kantor pemerintahan kota yang menjadi pusat administrasi resmi bagi wilayah Ruse. Ini menarik karena arsitekturnya disebut bergaya brutalis, gaya periode komunisme Bulgaria pada masa Perang Dingin paruh kedua abad ke-20. Aliran arsitektur yang banyak ditemukan di negara Eropa Timur dengan pengaruh Uni Soviet ini memiliki ciri bentuk geometris tegas, struktur beton besar, dan tampilan monumental yang mencerminkan kekuatan, ketegasan, dan tangan besi pemerintahan masa itu. Karena dibangun pada era sosialis-komunis tahun 1976, gedung ini tampak berbeda dan menonjol di antara gedung klasik era kerajaan.

Bangunan balai kota ini berada dekat titik pusat kawasan alun-alun, berdekatan dengan Museum Kebebasan. Di depan bangunan terdapat area luas dengan tangga dan ruang terbuka untuk publik. Sejak dulu hingga kini ruang ini sering digunakan untuk acara resmi, perayaan kota, dan kegiatan masyarakat. Ada jam besar di depan gedung serta lambang kota Ruse di atasnya, membuat bangunan ini mudah dikenali dan menjadi arsitektur yang menonjol di tengah lanskap klasik bergaya Eropa abad ke-19.

Siang hari dan lapar, perlu mencari makan siang yang cocok. Dari media sosial, tidak ada restoran Arab di kota Ruse, tetapi ada restoran Turki dan India. Sayangnya, restoran tersebut tidak berada di area alun-alun sehingga kami tidak ke sana. Pilihan masakan di negara yang jumlah muslimnya terbatas biasanya adalah restoran seafood. Kami masuk ke restoran seafood di sudut jalan, restoran dengan tampilan menarik dan gaya tradisional. Kami memesan salmon grill dengan minuman jus jeruk dan air mineral. Penyajiannya menarik: salmon potongan besar dipanggang dengan kematangan pas, disajikan di atas hot plate bersama butiran jagung, kentang, aneka sayuran, dan bawang bombay.

Ada peternakan salmon di Bulgaria, tetapi bukan produsen utama salmon di Eropa seperti Norwegia. Salmon Bulgaria adalah salmon air tawar yang dibudidayakan di tambak air dingin. Walau berada di tepi Laut Hitam, salmon dibudidayakan di wilayah pegunungan dengan sumber air alami yang bersuhu rendah. Air tawar pada sistem budidaya salmon dialirkan terus-menerus untuk menjaga kadar oksigen dan kebersihan air sehingga ikan tumbuh dengan daging berkualitas baik dan rasa yang mendekati rasa salmon laut.

Wisata religi situs warisan UNESCO

warisan unesco

Di Bulgaria ini, kami sekalian berwisata ke Gereja di Dalam Batu Ivanovo (Rock-Hewn Churches of Ivanovo), yang sudah masuk situs warisan UNESCO sejak 1979. Situs ini diakui karena nilai universalnya yang luar biasa dalam seni, arsitektur, dan sejarah keagamaan. Kompleks peninggalan abad ke-12 yang terletak di Lembah Sungai Rusenski Lom, wilayah Ruse ini terkenal karena keunikannya: seluruh gereja, kapel, dan biara dipahat langsung pada tebing batu yang curam. Ini terjadi pada masa kejayaan Kekaisaran Bulgaria Kedua, abad ke-12 hingga ke-14.

Aktivitas keagamaan di kawasan ini telah berlangsung sejak abad ke-12, ketika para pertapa mulai menggali gua-gua kecil untuk dijadikan tempat berdoa dan bermeditasi. Dari periode ini banyak lukisan dinding atau fresco dibuat. Lukisan-lukisan tersebut menggambarkan adegan Alkitab, tokoh-tokoh suci, serta potret para ilmuwan dan dermawan kerajaan. Fresko di Gereja Dalam Batu Ivanovo dikenal sebagai mahakarya seni lukis abad pertengahan Bulgaria, mewakili gaya sekolah Tarnovo yang menonjolkan ekspresi emosional dan kelembutan warna. Ini bukan hanya warisan bangunan religius dan artistik, tetapi juga memiliki makna historis, menggabungkan spiritualitas manusia dan keindahan alam.

Dinding-dinding batu yang dilubangi dan dipahat menghadirkan suasana hening dan sakral, mengingatkan pada sederhana­nya hidup para rahib di masa lampau. Salah satu bagian terkenal adalah Gereja Bunda Maria yang masih mempertahankan gua dan lukisan seperti aslinya dalam kondisi baik.

Dari alun-alun Ruse menuju desa ini, kami memakai mobil sewaan, memakan waktu 30 menit dengan jarak 20 km. Dari jalan utama masuk menuju Desa Ivanovo yang termasuk dalam Taman Alam Rusenski Lom. Jalan menuju lokasi cukup baik, tidak terlalu lebar; hanya mendekati lokasi jalan menjadi lebih kecil dan menanjak. Mobil diparkir di tanah datar, ada papan pengumuman mengenai wisata ini dan juga warung bagi yang ingin beristirahat. Kami berkunjung bukan di hari libur, sehingga tidak banyak pengunjung lain.

Sungai Danube: Sungai Perdagangan

sungai danube

Ruse berada di tepi Sungai Danube, bahkan sungai ini adalah perbatasan resmi Romania dan Bulgaria. Sungai Danube merupakan sungai penting di Eropa, memiliki panjang 2.850 km. Danube mengalir melewati sepuluh negara, menjadikannya sungai lintas batas paling luas di benua Eropa. Sungai ini bermata air di Jerman, tepatnya di Pegunungan Hutan Hitam, lalu mengalir ke arah timur melalui Austria, Slovakia, Hungaria, Kroasia, Serbia, Romania, Moldova, dan Bulgaria sebelum bermuara di Laut Hitam.

Secara historis, Danube telah menjadi jalur utama perdagangan di Eropa sejak zaman Romawi. Sungai ini berperan penting sebagai penghubung antara Eropa Tengah dan Eropa Timur, mengangkut hasil pertanian, kayu, dan hasil laut menuju kota-kota pelabuhan besar di sepanjang alirannya. Peran tersebut membuat kawasan yang bersentuhan dengan Danube menjadi pusat budaya, seni, dan peradaban—seperti Wina, Budapest, Beograd, dan juga Ruse.

Di Bulgaria, Sungai Danube menjadi batas alami dengan Romania. Ruse menjadi salah satu kota penting di tepi sungai ini, dikenal sebagai gerbang Bulgaria ke Eropa. Pemerintah Ruse menjadikan sungai ini destinasi wisata sekaligus elemen utama kehidupan kota. Wisatawan dapat menikmati tepian sungai sebagai waterfront city. Tepian sungai ditata dengan jalur pedestrian dan taman yang indah. Di sini masyarakat dan wisatawan bisa berjalan santai sambil menikmati panorama air yang tenang serta kapal yang melintas. Keberadaan ini memperkuat identitas Ruse sebagai kota wisata yang terbuka dan bersejarah.

Baca juga: Melbourne di Tepi Yarra, Kota Modern yang Bernafas Lewat Ruang Terbukanya

Perjalanan wisata di Kota Ruse dimulai dari alun-alun, Lapangan Kebebasan, seperti yang kami lakukan hari ini. Lalu berlanjut dengan berjalan kaki menuju Danube Riverside Park. Dari sini bisa menikmati udara segar dari sungai dan taman, pemandangan tenang dengan kapal kargo maupun kapal wisata yang melintas. Sebenarnya pada jam tertentu ada kapal wisata yang berangkat dari dermaga Ruse membawa penumpang menelusuri sungai sambil menikmati pemandangan kota, terutama saat matahari terbenam.

Sebenarnya kami ingin menikmati wahana kapal wisata ini—hal yang sering kami lakukan ketika mengunjungi kota yang menyediakan tur kapal. Namun di Ruse kami tidak bisa melakukannya karena waktu tidak cukup dan harus kembali ke Bukares. Pada musim panas, katanya wisata Kota Ruse dan Bulgaria jauh lebih menarik, dengan festival budaya dan konser terbuka di area taman tepi kota. Mungkin perlu ke Bulgaria lagi.

Kontributor: Dr. Ir. Wahyu Saidi, MSc, seorang Entrepreneur, Peminat dan Penikmat Kuliner

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *