Milenianews.com – Dr. Praep Jam Nadas, seorang dokter kardiolog yang sudah menangani lebih dari seperempat juta pasien penyakit jantung, ikut buka suara soal satu masalah kesehatan yang makin sering muncul: lemak perut alias lemak visceral. Fenomena ini lagi jadi sorotan karena efeknya nggak main-main, terutama buat kesehatan metabolik dan jantung.
Baca juga: Ingin Puasa Lancar? Jauhi Makanan Pemicu Asam Lambung Ini
Menurutnya, kebiasaan makan yang penuh karbo simpel, gula, dan makanan olahan bikin kadar insulin naik terus-terusan. Kalau insulin terus bekerja tanpa jeda, tubuh bisa mengalami resistensi insulin. Di kondisi ini, glukosa yang seharusnya diproses malah numpuk di darah. Lama-kelamaan, metabolisme jadi kacau dan risiko penyakit jantung meningkat.
Kaitan lemak perut dan gula darah
Ia juga menjelaskan bahwa salah satu tanda paling kelihatan dari resistensi insulin itu ya… perut buncit. Bukan karena badan gemuk seluruhnya, tapi karena lemak yang ngumpul di area perut. Lemak visceral ini termasuk jenis lemak yang “aktif” dan punya efek besar ke gula darah.
Saat insulin terus tinggi, tubuh jadi fokus nyimpen energi, bukan bakar energi. Hasilnya? Lemak makin numpuk, dan proses nurunin berat badan jadi super susah. Mau diet pun kadang kayak nggak ngefek karena lemak visceral ini termasuk yang paling ngeyel.
Kunci pembakaran lemak perut
Menurut Dr. Nadas, cara paling cepat buat ngilangin lemak visceral itu bukan cuma sekadar nurunin porsi makan, tapi bener-bener memperbaiki pola makan. Dan, yang penting banget: tubuh butuh waktu puasa. Puasa di sini bukan cuma soal defisit kalori, tapi memberi jeda biar tubuh bisa mulai membakar cadangan lemak.
Setelah sekitar 12 jam tanpa makanan, tubuh mulai menarik energi dari lemak—dan yang pertama dibakar adalah lemak visceral. Sayangnya, gaya hidup modern yang penuh ngemil dan makan random bikin tubuh jarang masuk ke mode ini. Akhirnya, kemampuan alami buat bakar lemak makin lemah.
Memahami serangan jantung
Nggak cuma soal lemak, ia juga ngebahas pemahaman yang sering salah tentang serangan jantung. Banyak yang mikir, plak di pembuluh darah adalah penyebab utama. Padahal, plak yang stabil belum tentu berbahaya. Masalahnya muncul ketika plak itu retak. Begitu retak, tubuh membentuk bekuan darah yang bisa langsung menyumbat aliran darah ke jantung.
Serangan jantung biasanya terjadi karena proses panjang yang melibatkan resistensi insulin, peradangan, sampai penumpukan lemak visceral. Kombinasi ini bikin pembuluh darah makin rentan, sehingga risiko serangan jantung pun meningkat.
Baca juga: Apakah Puasa Dapat Mencegah Pembentukan Plak?
Di akhir, Dr. Nadas mengajak semua orang buat mulai lebih aware sama tubuh sendiri. Perubahan gaya hidup nggak harus ekstrem. Mulai dari langkah kecil kayak atur pola makan, kasih jeda buat tubuh dari makanan, dan lebih aktif bergerak sudah cukup buat bikin perubahan besar ke kesehatan jantung dan metabolisme.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













