Pakar Ungkap 56% Pernikahan Gagal, Pemicu Utama Bukan Uang

Perceraian

Milenianews.com – Buat banyak orang, terutama generasi milenial, pernikahan masih dianggap sebagai “goal hidup” simbol stabilitas dan tanda kedewasaan. Tapi realitanya nggak selalu seindah feed Instagram. Data dari pengadilan justru nunjukin hal yang cukup nyesek: angka perceraian terus naik. Bahkan, beberapa artis dan selebgram juga ikut buka suara soal perpisahan mereka belakangan ini.

James Sexton, pengacara perceraian yang udah lebih dari dua dekade menangani kasus dari pasangan biasa sampai selebritas dan miliarder, punya pandangan menarik soal fenomena ini. Katanya, “ada peluang 56% pernikahan bakal berakhir dengan perceraian.” Tapi, uniknya, 86% dari mereka yang bercerai justru balik menikah lagi dalam lima tahun. Artinya, sebagian besar orang tetap percaya sama cinta meski sempat patah.

Baca juga: Kenapa Banyak Perempuan Menunda Pernikahan? Ini Alasannya!

Banyak yang bilang, masalah uang jadi biang kerok utama dalam rumah tangga. Tapi menurut Sexton, itu bukan akar sebenarnya. “Seks sering jadi pemicu perceraian. Ini memang kontroversial, tapi itulah adanya. Masalah uang cuma jadi katalis,” katanya di YouTube The Diary of CEO.

Menurutnya, konflik besar biasanya berawal dari hal-hal kecil yang nggak pernah benar-benar dibahas. Ketika komunikasi berhenti, yang tersisa cuma asumsi dan jarak emosional. Dari situ, semua mulai retak.

Prenup itu nggak jahat, cuma terlalu jujur buat dibicarakan

Sexton juga ngasih pelajaran menarik lewat pengalaman “gila”-nya soal perjanjian pranikah alias prenup. Banyak pasangan yang menolak ide ini karena dianggap nggak romantis atau delusional. Padahal, katanya, prenup justru bentuk paling nyata dari diskusi tentang kejujuran dan tanggung jawab.

Salah satu prenup paling absurd yang pernah dia tangani bahkan punya klausul: setiap kali istri naik 10 pon, dia bakal kehilangan $10.000 per bulan dari tunjangannya. Edan banget. Tapi dari situ bisa dipelajari bahwa prenup bukan cuma dokumen, tapi juga refleksi dari ekspektasi dan rasa takut di awal hubungan.

“Kalau kamu memulai pernikahan dengan menghindari obrolan sulit, itu tanda bahaya,” ujarnya. Dan benar, hal-hal yang nggak dibahas di awal sering jadi bom waktu di kemudian hari.

Cinta sejati itu nggak butuh balasan, cukup dijaga

Di akhir, Sexton bercerita tentang pelajaran sederhana dari ayahnya. Suatu hari, sang ayah memberikan potongan terakhir pizza untuk anak-anaknya tanpa ragu, tanpa pamrih. Dari situ, Sexton belajar bahwa cinta sejati bukan tentang siapa yang paling banyak memberi, tapi tentang siapa yang paling tulus dalam memberi.

Baca juga: Hal Kecil Yang Membuat Hubungan Menjadi Erat!

“Cinta sejati adalah ketika memberi nggak terasa seperti pengorbanan,” katanya. Dan mungkin, di situlah kuncinya. Kita sering lupa kalau cinta bukan hadiah permanen, tapi pinjaman yang harus dijaga dengan sadar setiap hari.

Pernikahan nggak pernah tentang siapa yang paling kuat bertahan, tapi siapa yang paling tulus menjaga maknanya. Karena pada akhirnya, perpisahan bukan kegagalan melainkan pengingat, bahwa cinta sejati memang butuh upaya nyata.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *