Burnout diam-diam jadi kenyataan anak muda di era serba cepat. Lelah mental itu nyata, dan kamu gak sendirian.
Milenianews.com – Bangun tidur masih ngantuk, belum ngapa-ngapain sudah merasa lelah. Rutinitas harian terasa seperti beban, bukan lagi proses. Belum masuk usia 30, tapi kepala udah penuh pikiran. Burnout, istilah yang dulu identik dengan orang kantoran, kini jadi realita yang akrab di kalangan anak muda, bahkan yang masih duduk di bangku kuliah.
Fenomena burnout semakin sering terdengar, terutama di kalangan Gen Z dan milenial awal. Menurut WHO, burnout adalah sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola. Tapi dalam praktiknya, burnout jauh melampaui sekadar urusan pekerjaan. Ia menyusup ke ruang kuliah, rumah, relasi sosial, bahkan ke dalam pikiran yang terlalu sering dipenuhi ekspektasi.
Baca juga: Kenapa Generasi Z Sering Merasa Burnout?
Dunia Serba Cepat, Tapi Kita Nggak Dikasih Rem
Generasi muda tumbuh di zaman serba cepat. Semua hal harus bisa, harus segera, harus berhasil. Dari tugas kuliah yang datang bertubi-tubi, tekanan keluarga soal masa depan, sampai media sosial yang terus menyuguhkan “hidup ideal” orang lain, semuanya membentuk tekanan yang terus menumpuk.
Saat semua orang terlihat sukses, bahagia, dan produktif di dunia maya, muncul perasaan bahwa diri sendiri tertinggal. Padahal yang dilihat hanya sebagian kecil dari kenyataan. Sayangnya, otak nggak selalu bisa membedakan itu. Akhirnya muncul rasa cemas, tidak cukup, dan gagal, yang lama-lama melelahkan secara mental dan fisik.
Burnout tidak datang dalam semalam, tapi bisa hadir perlahan-lahan. Tekanan sosial menjadi salah satu faktor utama. Budaya “cepat sukses” yang ditanamkan sejak muda membuat banyak orang merasa harus mencapai sesuatu sebelum usia 25, padahal tidak semua orang punya jalur hidup yang sama.
Lingkungan belajar atau bekerja yang tidak sehat juga berkontribusi besar. Tenggat waktu yang menumpuk, lingkungan yang kompetitif berlebihan, atau relasi yang toxic bisa memicu stres berkepanjangan. Ditambah dengan gaya hidup yang kurang istirahat, kurang tidur, dan kurang jeda, burnout pun sulit dihindari.
Kecanduan media sosial menjadi faktor lain yang diam-diam memperburuk keadaan. Terlalu sering membandingkan diri dengan pencapaian orang lain bisa mengikis rasa percaya diri dan mempercepat kelelahan mental.
Burnout Itu Valid, Bukan Drama
Sayangnya, masih banyak yang meremehkan burnout dan menganggapnya sebagai bentuk kemalasan atau lemah mental. Padahal, burnout adalah kondisi nyata yang berdampak serius pada kesehatan psikologis dan fisik.
Merasa lelah secara mental bukan tanda kelemahan. Justru, itu bisa jadi sinyal bahwa seseorang sudah terlalu kuat menahan tekanan dalam waktu yang lama. Penting untuk mengenali tanda-tandanya sebelum kondisi semakin parah: kehilangan motivasi, susah tidur, mudah marah, merasa hampa, atau bahkan merasa kehilangan arah hidup.
Jalan Pelan-Pelan Itu Juga Jalan
Mengatasi burnout memang tidak bisa instan. Tidak ada solusi tunggal yang bisa menyembuhkan semuanya dalam semalam. Tapi ada langkah-langkah kecil yang bisa membantu:
Mulai dari berhenti membandingkan diri dengan orang lain, mengatur ulang ekspektasi pribadi, memberikan ruang istirahat yang cukup, hingga mencari lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional. Kadang, melepaskan diri dari tekanan bukan berarti menyerah, justru itu bentuk perawatan diri yang penting.
Istirahat bukanlah kemunduran. Rehat sejenak tidak membuat seseorang gagal. Justru, dari sana seringkali muncul kejelasan, ketenangan, dan semangat baru. Hidup memang tidak harus selalu dalam kecepatan penuh.
Baca juga: Nasib atau Pilihan? Gen Z, Burnout, dan Pertarungan Takdir vs. Kehendak
Burnout bisa menimpa siapa saja, di usia berapa pun. Tapi di era sekarang, anak muda menjadi salah satu kelompok paling rentan. Merasa lelah, bingung, atau kehilangan motivasi bukan hal memalukan. Itu tanda bahwa tubuh dan pikiran butuh perhatian lebih.
Di tengah dunia yang terus berlari, memilih jalan pelan-pelan bukan berarti tertinggal. Itu berarti kamu sedang belajar merawat diri. Dan itu, jauh lebih penting daripada sekadar terlihat “baik-baik saja.”
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.