Milenianews.com – Perjamuan Kudus merupakan salah satu sakramen penting dalam tradisi Kristen yang melambangkan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Dalam praktiknya, umat menerima roti dan anggur, yang masing-masing melambangkan tubuh dan darah Kristus, sebagai bentuk peringatan atas kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia.
Sakramen ini berakar dari peristiwa “Perjamuan Terakhir” yang terjadi sebelum Yesus disalibkan. Dalam Injil Matius 26:26–28 diceritakan bahwa Yesus memecah roti dan membagikannya kepada murid-murid-Nya sambil berkata, “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku”. Setelah itu, Ia memberikan cawan dan berkata, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”. Dari momen inilah tradisi Perjamuan Kudus berawal.
Baca juga: Saling Bertoleransi, Gereja Kristus Bogor Bagikan Paket Sembako Idul Fitri
Makna utama dari Perjamuan Kudus bukan sekadar ritual keagamaan, tapi juga pengingat bagi umat untuk hidup dalam kasih, pengampunan, dan kerendahan hati. Melalui perjamuan ini, umat diajak untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama, serta memperbarui komitmen iman dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai denominasi gereja memiliki cara dan frekuensi pelaksanaan yang berbeda-beda. Gereja Katolik menyebutnya sebagai Ekaristi dan melaksanakannya setiap Misa, sementara banyak gereja Protestan melaksanakannya secara berkala, misalnya sebulan sekali. Meski berbeda dalam tata cara, maknanya tetap sama: mengenang karya keselamatan Kristus dan memperkuat iman jemaat.
Menurut Katekismus Gereja Katolik, “Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” (KGK 1324). Pernyataan ini menegaskan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya bentuk ibadah, melainkan juga pusat kehidupan rohani umat yang memberikan kekuatan untuk hidup dalam kasih dan pelayanan.
Selain makna spiritual, Perjamuan Kudus juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Melalui perjamuan bersama, umat belajar tentang kebersamaan, saling mengasihi, dan pentingnya berbagi dengan sesama. Dalam konteks modern, nilai-nilai ini menjadi relevan sebagai pengingat untuk hidup dalam solidaritas dan empati di tengah dunia yang semakin individualistis.
Baca juga: Berikut Kandidat Pemimpin Gereja Katolik Sepeninggal Paus Fransiskus
Dengan demikian, Perjamuan Kudus tidak hanya menjadi simbol pengorbanan Kristus, tetapi juga panggilan bagi umat untuk meneladani kasih-Nya dalam kehidupan nyata. Setiap kali umat menerima roti dan anggur, mereka diingatkan bahwa kasih Tuhan adalah kekuatan yang mempersatukan dan memberi makna sejati bagi kehidupan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.