Milenianews, – Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Provinsi Kalbar Prof Dr Chairil Effendi menyampaikan seruan kemanusiaan. Seruan Kemanusiaan ini disampaikannya dalam rangka bersama melawan wabah covid 19 di Balai Kerja Rumah Melayu Kalimantan Barat, Sabtu (21/3/2020) lalu.
Dilansir dari Tribun Pontianak(24/3) Dalam seruannya, Dr Chairil menyampaikan ada 7 poin dalam seruan kemanusiaan MABM Provinsi Kalimantan Barat.
Isi Seruan Kemanusiaan
“SERUAN KEMANUSIAAN” MAJELIS ADAT BUDAYA MELAYU KALIMANTAN BARAT
Bismillahir rahmanir rahim
Infeksi Virus Corona atau Covid 19 telah menjadi pandemi. Virus ini menyerang siapa saja dan di mana saja. Hingga hari ini sudah jutaan orang terinfeksi Covid 19 dan lebih dari 10.000 orang meninggal dunia, termasuk di Indonesia. Jika tidak diambil langkah yang cepat, tepat, dan komprehensif niscaya Covid 19 akan semakin banyak menelan korban.
Hari-hari ini penduduk Indonesia yang terinfeksi Covid 19 semakin banyak, termasuk di Kalimantan Barat. Presiden RI telah menetapkan status Bencana Nasional Non Alam, sementara Gubernur Kalbar telah pula menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap Covid 19. Usaha yang tengah dilakukan pemerintah akan gagal tanpa dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Merasa terpanggil dan turut bertanggung jawab atas keselamatan sesama ummat manusia yang diciptakan Allah SWT untuk membina dan menjaga kehidupan di muka bumi ini.
Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat mengeluarkan “Seruan Kemanusiaan” kepada seluruh masyarakat Kalimantan Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk:
1. menunjukkan sifat dan karakter asli bangsa Indonesia sebagai bangsa religius, empatik serta belas kasih kepada sesama, patuh kepada pemimpin, dan selalu bergotong-royong dalam menyelesaikan masalah;
2. Menaati dengan sungguh-sungguh arahan pemerintah, ahli kesehatan, pemuka agama. Dan juga pihak-pihak yang berkompeten dalam menangkal laju penyebaran Covid 19;
3. Mengusahakan dan memberikan bantuan demi terselenggaranya hidup sehat (tempat cuci tangan dan fasilitas disinfektan, masker, dll.) di tempat-tempat umum kepada masyarakat yang memerlukan;
4. Saling mengingatkan di antara sesama untuk menjauhi keramaian, menjaga jarak sosial antara satu dengan lain. Bila terpaksa berada di tempat ramai, dan pergi rumah sakit bila merasa tidak sehat (demam, batuk, diare, sesak nafas);
5. Menunda sementara pelaksanaan acara yang melibatkan orang ramai. Akan tetapi bila tidak dapat ditunda seperti acara pernikahan hendaknya dilakukan dengan mengikuti arahan. Arahan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan para ahli.
6. Menjunjung tinggi adat, adab, dan kesantuan sosial dengan memberikan pertolongan secara ikhlas kepada siapa saja yang memerlukan. Dalam rangka bergotong-royong mengatasi musibah kemanusiaan ini; dan
7. terakhir, tetapi yang paling utama, ialah memperbanyak sembahyang, berdzikir, dan berdoa kepada Allah Subhana wa ta Ala. Memohon pertolongan agar musibah yang sedang menimpa ummat manusia saat ini segera berakhir.
Baca Juga : 5 Kuliner Wajib Khas Pontianak yang bikin Ngiler
Demikianlah Seruan Kemanusiaan ini disampaikan agar kita semua, baik sebagai masyarakat daerah Kalimantan Barat, bangsa Indonesia, dan masyarakat dunia. Secara bersama-sama kita mau mengatasi masalah yang tengah dihadapi ini tanpa dibatasi oleh sekat-sekat umur, gender, kelompok sosial, keyakinan agama, pandangan politik, bangsa, dan sebagainya.