Milenianews.com, Bogor- Sebagai upaya mewujudkan giat membaca anak dan warga, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor menggelar “Festival Literasi Gunung Salak #5” yang dihadiri 350 orang pegiat literasi di Kabupaten Bogor, Ahad (20/11/2022). Setelah dibuka dengan menyanyikan “Indonesia Raya”, seluruh peserta secara serentak pun menyanyikan lagu gemar membaca, hymne Lentera Pustaka, dan senam literasi bersama.
Hadir dalam pestanya rakyat taman bacaan ini, Retno Tri Wulandari (Corporate Secretary Bank Sinarmas), Andri (DAP Kabupaten Bogor), Loli Hidayat (Kec. Tamansari), Rohman Gumilar Zeze (Forum TBM Jawa Barat), Yudi (Forum TBM Kabupaten Bogor), dan Syarifudin Yunus (pendiri TBM Lentera Pustaka).
“Festival Literasi Gunung Salak #5 ini digelar sebagai ungkapan syukur TBM Lentera Pustaka yang telah lima tahun berkiprah membangun negeri. “Inilah ajang pestanya rakyat taman bacaan. Agar membaca buku dan taman bacaan lebih bersifat inklusif, mampu melibatkan semua pihak dan kalangan, seperti perusahaan, aparatur pemerintah, komunitas, mahasiswa, dan anak-anak serta warga pengguna layanan taman bacaan. Taman bacaan adalah ladang amal kita semua” ujar Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka dalam sambutannya.
Peluncuran Buku Seri Literasi
Ia menambahkan, bertajuk “5 Tahun Membangun Negeri”, Festival Literasi Gunung Salak #5 TBM Lentera Pustaka ini menyajikan berbagai acara, seperti peluncuran lima buku seri literasi membangun budaya literasi dan taman bacaan, tari kreasi anak-anak TBM yang rajin membaca, stand up comedy oleh Mudy Taylor, GnE akustik band, hingga apresiasi ke anak-anak dan orang tua taman bacaan. Lebih dari itu, TBM Lentera Pustaka pun mengukuhkan “Bunda Literasi Swasta” yang diraih Retno Tri Wulandari (Corporate Secretary Bank Sinarmas) dan “Keluarga Literat” kepada keluarga Putri Sakira.
Baca Juga : Ngobrol Literasi Penerbit Irfani: Menulis merupakan Sebuah Proses Panjang
Syarifudin mengemukakan, semarak Festival Literasi Gunung Salak #5 ini tidak lepas dari kerja keras wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka yang didasari spirit ntuk menjadikan taman bacaan bersifat inklusi sosial dan melibatkan banyak pihak. “Karena taman bacaan bukan hanya tempat membaca apalagi gudang buku, melainkan sebagai sentra pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Kini Ada 15 Program Literasi
Patut diketahui, saat berdiri tahun 2017 lalu, TBM Lentera Pustaka hanya menjalankan 1 program literasi yaitu taman bacaan. Tapi kini setelah lima tahun, ada 15 program literasi yang dijalankan yaitu 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari tiga desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 di antaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Berantas Buta Al Quran kaum ibu.
“Tidak kurang 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya dan beroperasi enam hari dalam seminggu,” ungkap Syarif, panggilan akrabnya.
“Saya apresiasi Festival Literasi Gunung Salak #5 dari TBM Lentera Pustaka ini. Forum TBM Jawa Barat mendukung kegiatan taman bacaan yang melibatkan banyak pihak, seperti perusahaan, relawan, warga, dan anak-anak usia sekolah yang jumlahnya banyak. TBM punya peran besar untuk wujudkan masyarakat Indonesia yang literat,” ujar Rohman Gumilar, sekretaris Forum TBM Jawa Barat dalam sambutannya.
Syarifudin menambahkan, melalui Festival Literasi Gunung Salak #5 ini diharapkan anak-anak usia sekolah dan warga lebih gemar membaca buku. “Di samping antisipasi terhadap era digital yang menjadikan anak-anak tidak produktif dan kian jauh dari buku bacaan. Salam literasi,” kata Syarifudin.