Milenianews.com – Airsoft gun pertama kali muncul di Jepang pada awal 1970-an. Fotografer Ichiro Nagata menciptakan replika senjata yang menembakkan proyektil plastik (BB) untuk mematuhi larangan senjata api Jepang.
Senapan mainan ini dipasarkan sebagai “soft air gun”, istilah yang berasal dari penggunaan gas propelan bertekanan rendah (awalnya freon, kemudian green gas). Perkembangan selanjutnya terjadi di akhir 1980-an hingga awal 1990-an, ketika Tokyo Marui memperkenalkan revolusi baru: Automatic Electric Gun (AEG) pertama pada tahun 1991.
Mesin girboks bertenaga baterai ini memungkinkan tembakan secara otomatis, sehingga airsoft gun populer sebagai permainan perang simulasi di Jepang.
Pada dekade selanjutnya, airsoft menyebar ke negara-negara barat. Perkembangannya mencakup Inggris pada akhir 1980-an dan 1990-an, kemudian ke Eropa daratan dan Amerika Utara.
Baca juga: Storytelling Jadi Senjata Rahasia Animasi Indonesia Mendunia
Di negara-negara Barat, airsoft berkembang dari permainan rekreasional resmi menjadi olahraga tim. Bahkan lembaga militer dan penegak hukum mulai memanfaatkan airsoft dalam latihan taktis mereka. Misalnya, Coast Guard Amerika Serikat resmi mengadopsi airsoft untuk latihan pada 2018 dan banyak unit penegak hukum AS menggunakan senjata replika ini untuk simulasi pertempuran dengan risiko yang lebih rendah.
Fenomena ini menunjukkan bahwa airsoft telah bertransformasi dari mainan menjadi sarana olahraga dan sebagai medium latihan tembak.
Eksistensi Global Airsoft
Airsoft kini adalah fenomena global. Di Amerika Serikat, selain Coast Guard, banyak lembaga militer/polisi menggunakan senjata airsoft (biasanya AEG bertenaga listrik) untuk latihan simulasi pertempuran mereka. Misalnya, latihan di Markas Besar Penjaga Pantai AS menggunakan peralatan airsoft agar personel dapat berlatih taktis tanpa cedera serius.
Di Eropa, turnamen dan acara skala besar rutin diadakan: contohnya acara Border War di Republik Ceko yang “menarik ribuan pemain dari seantero Eropa”.
Selain itu, event-event besar di Inggris maupun negara Eropa lainnya mempertemukan komunitas airsoft dari berbagai belahan dunia. Dengan ratusan lapangan resmi dan forum komunitas aktif di banyak negara, airsoft berkembang dari hobi biasa menjadi olahraga rekreasi populer di berbagai benua.
Airsoft di Indonesia, dari Hobi ke Olahraga Terorganisir
Komunitas & Klub
Di Indonesia, airsoft baru dikenal luas sejak akhir 2000-an hingga 2010-an. Komunitas pertama terbentuk di kota-kota besar; misalnya Maung Airsoft Club Bandung berdiri 27 November 2011 dan BSAS Bandung Selatan mulai aktif sejak September 2013. Klub-klub ini berperan besar dalam menyebarkan hobi airsoft.
Mereka terkenal inklusif dan ramah bagi pemula, contohnya, BSAS Bandung Selatan berupaya menciptakan “lingkungan yang aman bagi pemula untuk belajar” dengan pendekatan kekeluargaan. Anggota awal komunitas saling berkolaborasi dalam membeli dan berbagi pengalaman, hingga akhirnya terbentuk forum dan grup online. Saat ini banyak klub rutin mengadakan latihan bersama.
Sebagai contoh, BSAS menggelar pertemuan dua kali sebulan dengan agenda utama skirmish (simulasi pertempuran) yang membantu anggota melatih taktik dan kemampuan fisik. Keberadaan klub-klub seperti ini menunjukkan bahwa airsoft di Indonesia bergerak dari sekadar hobi pribadi menuju kegiatan olahraga terorganisir berbasis komunitas.
Turnamen & Federasi
Penyelenggaraan kompetisi airsoft di Indonesia kian marak. Beberapa turnamen berskala nasional telah dilaporkan, misalnya Redemption 2 (Karanganyar Cup 2022) dengan babak final skirmish diikuti sekitar 180 peserta. Begitu pula, pada Fornas (Festival Olahraga Rekreasi) Jawa Barat 2023 digelar Indonesia Airsoft Competition 2023 oleh Airsoft Brotherhood Unity (ABU) Indonesia di Bandung.
Klub-klub juga aktif mengirim wakil dalam turnamen militer dan rekreasi; misalnya Jajar Siliwangi (JJS) 2024 – acara nasional 24 jam – berhasil mengumpulkan sekitar 350 pemain dari seluruh Indonesia. Untuk mengorganisasi semua ini, Indonesia memiliki beberapa induk organisasi resmi. Beberapa federasi yang menaungi klub airsoft antara lain Airsoft Brotherhood Unity (ABU), Persatuan Olahraga Airsoft Seluruh Indonesia (PORGASI), Indonesian Airsofter Association (INNASSOC), dan Federasi Airsoftgun Indonesia (FAI).
Organisasi-organisasi tersebut berada di bawah pembinaan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), menandakan bahwa airsoft semakin mendapatkan pengakuan sebagai cabang olahraga terstruktur. Dengan adanya badan resmi dan standar kompetisi, airsoft di Indonesia kini berproses menuju legitimasi sebagai olahraga yang kompetitif.
Aspek Legal & Keamanan
Secara hukum, airsoft di Indonesia diklasifikasikan sebagai senjata olahraga. Peraturan Kapolri No.8/2012 (dan diperbarui oleh Perpol No.5/2018) mengatur kepemilikan dan penggunaan airsoft. Calon pemilik diwajibkan menjadi anggota klub atau Perbakin serta memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) sebelum mengajukan izin ke kepolisian daerah.
Pemilik senjata airsoft wajib memberika nomor seri senjatanya dan mendapatkan pengesahan resmi dari polisi. Polri juga menetapkan syarat teknis: senjata airsoft harus dipasangi tanda oranye permanen di ujung laras, dan energi tembakan dibatasi maksimal 2 joule (sekitar setara 450 fps).
Di dalam arena bermain, pemain pun harus mematuhi protokol keselamatan. Dispora DKI Jakarta menegaskan bahwa pemain wajib menggunakan perlengkapan lengkap-misalnya kacamata pelindung, rompi lapis pelindung, helm, serta pelindung siku dan lutut-sebelum memasuki lapangan.
Selain itu, permainan diatur lewat berbagai skenario tim (battle tim, penyelamatan VIP, capture the flag, dll) demi keamanan dan sportivitas. Dengan demikian, regulasi dan standarisasi keamanan diterapkan ketat agar airsoft tetap menjadi kegiatan rekreasi yang aman bagi generasi muda.
Konten & Media
Ekosistem airsoft di Indonesia berkembang pesat berkat dukungan media dan forum khusus. Salah satu contohnya adalah AirsoftIndonesia, yang dikenal sebagai media online pertama yang fokus membahas hobi airsoft di tanah air. Situs ini menyajikan berbagai panduan bermain, review perlengkapan, liputan kegiatan komunitas, hingga update soal aturan main terbaru.
Selain itu, banyak juga blog, channel YouTube, dan grup di media sosial, seperti Airsoft Tribe—yang aktif membagikan pengalaman dan tips bermain. Meskipun belum banyak riset ilmiah tentang airsoft, komunitas online punya peran besar dalam membantu pemain baru belajar dan mendapatkan info terkini. Berkat media-media ini, baik pemula maupun pemain berpengalaman bisa lebih mudah menemukan informasi, belajar teknik bermain, dan tetap update dengan perkembangan dunia airsoft.
Baca juga: Keseruan Tubing dan Permainan Berkelompok di English Camp SMP Prestasi Global-Depok
Mengapa Airsoft Semakin Digandrungi Generasi Millennial?
- Kompetisi & Kebersamaan: Airsoft menawarkan persaingan sehat dalam format tim yang menekankan strategi dan kerja sama. Para pemain berlomba dengan aturan fair play, sekaligus menikmati nuansa kekeluargaan di antara komunitas. Atmosfer ini mendorong solidaritas sesama hobiis, sehingga banyak pemain baru cepat merasa nyaman bergabung.
- Adrenalin & Simulasi Taktis: Sensasi menembak-menemukan dalam pertempuran perang simulasi sangat memicu adrenalin. Airsoft memungkinkan pemain “merasa seolah-olah dalam simulasi perang riil” menggunakan replika senjata, tanpa risiko cedera serius. Hal ini menarik minat generasi muda yang ingin pengalaman perang nyata secara aman.
- Pelatihan Taktis Ekonomis: Banyak militer dan kepolisian menganggap airsoft sebagai alternatif latihan murah. Daripada menggunakan peluru tajam, mereka melatih formasi dan skenario taktis dengan gas-blowback AEG atau senapan listrik, yang biaya operasionalnya jauh lebih rendah namun tetap realistis.
- Ragam Skenario & Format: Airsoft menyediakan variasi permainan yang luas. Selain pertempuran tim standar, ada pula misi penyelamatan sandera (rescue VIP), perebutan bendera (capture-the-flag), lomba tembak cepat, atau kompetisi akurasi menembak. Keberagaman ini membuat setiap sesi permainan terasa baru dan menantang, sehingga pemain tidak mudah bosan.
Penutup
Airsoft telah berevolusi dari sekadar mainan menjadi olahraga sosial dan rekreasi taktis yang terorganisir di Indonesia. Dukungan klub-klub solid, turnamen resmi, dan induk organisasi seperti PORGASI, ABU, maupun FAI memberi kerangka hukum dan aturan yang jelas.
Disamping itu, daya tarik airsoft, seperti menggabungkan strategi, kerja sama tim, dan sensasi adrenalin membuatnya cocok dinikmati generasi milenial dan Gen Z. Dengan regulasi yang lebih tegas serta kecocokan dengan minat para milenial, olahraga ini diperkirakan terus bertumbuh pesat. Ke depan, airsoft berpeluang menjadi bagian penting dalam kancah olahraga rekreasi Indonesia, di mana aspek kompetisi dan kebersamaan dapat terus dipadukan dalam satu arena seru.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.