Peterpan ke Noah: Kisah Band Legendaris yang Menemani Dua Generasi

Milenianews.com – Siapa sih yang nggak pernah denger lagu “Yang Terdalam” atau “Separuh Aku”? Dua lagu dari dua zaman yang beda, tapi punya satu benang merah: sama-sama dibawain band legendaris Indonesia yang dulu kita kenal sebagai Peterpan, dan sekarang dikenal dengan nama Noah. Buat banyak orang, band ini bukan cuma jadi soundtrack masa remaja, tapi juga simbol perjalanan musik Indonesia dari era 2000-an sampai sekarang.

Baca juga: NOAH Pamit Dari Belantika Musik Tanah Air, Begini Reaksi Musica

Semua berawal dari kafe kecil di Bandung

Menurut info dari Supermusic (Selasa, 22/7), Peterpan lahir di Bandung tahun 2001. Awalnya mereka manggung dari kafe ke kafe. Nama “Peterpan” sendiri dipilih secara spontan terinspirasi dari karakter dongeng anak-anak yang nggak pernah tua. Harapannya? Musik mereka bisa tetap abadi, terus relate dari generasi ke generasi.

Gaya musik pop-rock Peterpan yang ringan tapi dalem langsung ngena di hati banyak orang. Lirik-liriknya puitis tapi gampang dimengerti cocok banget buat galau atau sekadar nemenin perjalanan pulang. Album debut mereka, Taman Langit (2003), langsung meledak. Tapi puncaknya ada di Bintang di Surga (2004), yang isinya lagu-lagu ikonik seperti “Kukatakan Dengan Indah”, “Di Atas Normal”, “Mungkin Nanti”, sampai “Yang Terdalam”. Album ini jadi salah satu yang paling laris di Indonesia, bikin Peterpan dijuluki “band sejuta umat.” Bahkan mereka sempat bikin gebrakan dengan konser 6 kota dalam 24 jam dan itu diakui sama MURI dan Guinness World Records.

Formasi awalnya ada Ariel (vokal), Andika (keyboard), Indra (bass), Lukman (gitar), Reza (drum), dan Uki (gitar). Ariel memang jadi ikon utama band berkat suara khas dan karismanya, tapi yang bikin Peterpan solid adalah chemistry di antara para personelnya baik saat tampil live maupun pas di studio.

Ganti nama jadi Noah demi awal baru

Tahun 2006, Andika dan Indra memutuskan keluar karena ada konflik internal. Lalu di 2012, Peterpan resmi ganti nama jadi Noah. Lho, kenapa ganti nama? Ternyata, nama “Peterpan” udah dipatenin pihak luar. Selain itu, mereka juga pengin nunjukin versi baru yang lebih dewasa. Kata Ariel, “Noah adalah nama yang sederhana tapi kuat simbol awal baru dan semangat untuk terus berkarya.”

Sebagai Noah, mereka comeback dengan album Seperti Seharusnya (2012). Lagu-lagunya kayak “Separuh Aku”, “Jika Engkau”, dan “Hidup Untukmu, Mati Tanpamu” jadi bukti kalau mereka masih relevan dan nggak kehilangan taji. Lirik Noah terasa lebih dewasa, musiknya juga makin eksploratif, tapi tetap menyentuh  masih membumi dan relate.

Tak semua perjalanan berjalan mulus. Reza cabut di 2014 buat fokus ke kehidupan spiritual. Lalu Uki pamit di 2019 karena udah nggak sejalan lagi sama dunia hiburan. Akhirnya, formasi Noah tinggal Ariel, Lukman, dan David (yang dulunya additional player, sekarang resmi jadi member tetap).

Noah resmi istirahat, tapi bukan perpisahan

Masuk ke tahun 2024, Noah ngumumin bakal istirahat untuk waktu yang belum ditentukan. Buat para fans, ini momen yang lumayan bikin mellow. Tapi mereka nyebut ini “jeda”, bukan perpisahan.

Baca juga: Film Animasi “Jumbo” Tampilkan Ariel Noah dan BCL

Peterpan dan Noah bukan sekadar band mereka udah jadi bagian dari hidup banyak orang. Lagu-lagu mereka nemenin momen jatuh cinta, patah hati, sampai fase pencarian jati diri. Banyak musisi muda yang ngakuin, mereka terinspirasi dari cara Noah bikin lagu dan tetap idealis di tengah kerasnya industri musik. Warisan musik mereka bakal terus hidup, meskipun sekarang mereka lagi ambil jeda.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *