Milenianews.com, Jakarta – Acara “Economix” ke-21 menghadirkan rangkaian acara kompetisi, Model United Nations (MUN), dan Seminar Ekonomi Internasional terbesar yang diadakan oleh mahasiswa di Indonesia, resmi ditutup dengan acara bertajuk “Cultural Gala” pada hari Kamis (30/11) lalu. Acara ini diselenggarakan di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Sebagai pembuka acara, menampilkan tarian tradisional Aceh yang megah, Ratoeh Jaroe, berhasil memukau penonton dengan gerak dinamis dan musik khas Aceh. Tarian yang berasal dari Pulau Sumatera ini, memperlihatkan ekspresi budaya yang menggambarkan keseharian, nilai-nilai lokal, dan mitos kuno yang mencirikan identitas Aceh.
Suara talempong, rapai, dan serune kalee mengiringi penampilan penari, menciptakan pengalaman sensori yang memukau. Pembukaan Cultural Gala ini tidak hanya hiburan semata, tetapi juga sebuah pernyataan tentang pentingnya menjaga keberagaman budaya Indonesia, memperkaya pertunjukan dengan kostum warna-warni dan motif tradisional yang menjanjikan perjalanan ke dalam pusat kekayaan budaya Aceh.
Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad Al-Haddar, selaku Wakil Ketua MPR RI. Ia membagikan pengalamannya sebagai pelajar, wiraswasta, gubernur, dan Menteri. Selain itu, ia juga mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang “kembali kepada masyarakat” dan menekankan pentingnya pola pikir entrepreneur dalam membangun negara.
Puisi penutupnya mengajak kita sebagai tanggungan negara untuk mencari kesempatan dalam meningkatkan dan memajukan bangsa serta negara.
Sementara itu, hadir juga Sandiaga Salahuddin Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia dan memberikan sambutannya. Menurutnya, Cultural Gala sebagai perayaan seni yang dinantikan, menjadi panggung bagi keberagaman budaya dan warisan yang melimpah.
“Kami sangat menghargai setiap bentuk ekspresi seni untuk mendorong langkah-langkah insiatif dalam menghadirkan keberagaman serta kreativitas dalam masyarakat. Saya mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia, sekaligus menciptakan momentum yang menginspirasi untuk terus berkarya dan memajukan seni dan budaya tanah air,” kata Sandi dalam sambutannya.
Dengan semangat bersama, Cultural Gala bukan hanya menjadi perayaan, melainkan juga langkah nyata dalam menjaga, mempromosikan, dan memajukan warisan budaya Indonesia.
Pengumuman pemenang lomba
Dalam rangkaian kegiatan ini, juga menghadirkan seminar dengan tajuk The 21st Economix, Economix Compassion Act (ECA). ECA bertujuan untuk memberikan kontribusi positif pada masyarakat dengan fokus pada tema besar “The Rise of Deglobalization: Navigating a Fractured Future” dan sub-tema “Impacts of Deglobalization on the Path to Green Transition”.
Misi utamanya melibatkan pencegahan kerusakan pada kehidupan laut akibat limbah dan zat beracun, serta mengubah limbah plastik menjadi sumber daya berharga untuk lingkungan pesisir yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan pembersihan di pantai Cituis Banten, kegiatan ini berhasil mengumpulkan 100 karung limbah plastik seberat 5 ton, yang akan digunakan sebagai benteng pecah untuk melindungi pantai dari abrasi akibat naiknya permukaan laut. Melalui aksi tersebut, harapannya, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah limbah dan memberikan contoh bahwa kepedulian terhadap lingkungan tetap memiliki peran penting.
Acara dilanjutkan dengan penampilan spesial dari para Liaison Officer (LO) yang bertugas untuk mendampingi delegasi pada Competition dan MUN The 21st Economix. Melalui penampilannya, para LO mengisahkan keberagaman budaya Indonesia dari permainan tradisional hingga tarian-tarian mempesona. Penampilan ini bukan hanya pertunjukan seni, melainkan persembahan yang mengukir kenangan tak terlupakan, menegaskan bahwa kekayaan budaya kita adalah harta yang perlu dijaga bersama untuk generasi yang akan datang.
Sejalan dengan tema Cultural Gala The 21st Economix, peserta diminta untuk mengenakan baju adat semenarik mungkin sebagai media pengenalan dan pertukaran budaya antar peserta dengan asal daerah dan bahkan negara yang berbeda-beda.
Penghargaan khusus diberikan kepada tiga delegate dengan kostum tradisional terbaik, yaitu kepada Joanna Maria Del Mundo, seorang delegate asal Filipina, Alodie Zenda Salih Sidiq, serta Shevandika Mikoyla Wicaksono.
Kegiatan dilanjutkan dengan pengumuman pemenang ketiga cabang perlombaan yang telah diselenggarakan. Suasana ruangan semakin hening dan menegangkan mendekati detik-detik pengumuman. Agenda ini pastinya sangat ditunggu para peserta setelah melewati berbagai rangkaian perlombaan secara intens beberapa hari terakhir.
Cabang perlombaan pertama yang diumumkan adalah lomba essay. Pengumuman pemenang dibawakan oleh Unix Bryan Sadikin selaku Chief Executive Officer dan Joan Beth sebagai General Secretary dari 21st Economix. Pemenang dari cabang perlombaan essay adalah Kleovan Nathanael Gunawan (Juara 1), Nurhadiningrat (Juara 2), dan Fikri Adib Rianto (Juara 3).
The 21st Economix Cultural Gala jadi perayaan budaya yang membanggakan
Lomba paper diumumkan selanjutnya, dipresentasikan oleh Puti Nisrina sebagai Chief Financial Officer dan Jesseline sebagai Controller dari 21st Economix. Pemenang dari cabang perlombaan paper adalah Tim Pujaleconomics (Best Paper), Tim Developing (Best Case Study Theme dan Juara 2), dan Tim Equinomic (Juara 3).
Terakhir, pengumuman penghargaan cabang lomba MUN (Model United Nations) dibacakan oleh chairs dari kedua UN Council yang dilombakan. Pertama, pengumuman penghargaan MUN ECOSOC yang dibacakan oleh Syafiq Fadli, Pradipta Akmal, dan Rahadian Ahmad sebagai chairs. Penghargaan yang diberikan adalah Verbal Commendation, Best Position Paper, Honorable Mention, Most Outstanding Delegate, serta Best Delegate.
Suasana hall yang awalnya hening dan menegangkan berubah menjadi penuh tepuk tangan dan sorakan seiring dengan pengumuman. Para pemenang satu per satu naik ke atas panggung untuk menerima hadiah simbolis serta melakukan foto bersama untuk mengabadikan momen spesial ini. Pengumuman juga diselingi dengan pidato kemenangan dari Kleovan Nathanael Gunawan sebagai peraih juara 1 Lomba Essay.
Cultural Gala ini ditutup dengan penampilan spesial oleh Kalya Islamadina, penyanyi dan penulis lagu muda berbakat. Malam itu, Kalya berhasil mencuri perhatian para tamu dengan suara yang merdu dan mempesona dalam penampilan akustiknya.
Acara penutupan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan serta hiburan semata, namun juga memperkenalkan kebudayaan Indonesia dalam momen kebersamaan antara para delegasi peserta yang hadir baik dari dalam maupun luar negeri.
The 21st Economix Cultural Gala tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan acara yang memberikan kesan mendalam dan menciptakan kenangan tak terlupakan bagi semua yang hadir, menjadi perayaan budaya yang membanggakan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.