From Zero to Hero

kisah inspiratif
kisah inspiratif

Oleh : Mugiono Rizkiyanto

Harapanlah yang menjadikan perjalanan yang lelah terus melangkah. Harapan pula yang menjadikan manusia yang jatuh berkali-kali memilih tuk bangkit kembali.

Harapan yang baik akan terus menguatkan saat tak ada lagi pijakan. Namun kebanyakan orang takut menghadapi tantangan karena tidak ada keyakinan. Padahal kita tidak akan punya cerita apabila kita sendiri tidak berani menggoreskan.

Milenianews.com – Mengapa Allah tidak adil? Kalimat itulah yang kerap berlalu lalang dalam kepalaku. Bagaimana tidak? Sejak hari Senin, 13 Pebruari 2006 aku sudah mulai merasakan ketidakberuntungan. Lahir di gubuk kecil berdindingkan bilik bambu dengan atap yang sudah bocor, memiliki orang tua yang bekerja tidak menentu sebagai buruh serabutan bahkan bisa menganggur sampai berbulan-bulan, belum lagi nasibku terlahir dengan tubuh kecil nan gelap yang menjadi target ejekan teman, lengkap sudah penderitaanku. Tapi kakakku pernah bilang, semua roda kehidupan berjalan atas kehendak-Nya, Allah Sang Maha Kuasa telah mengatur semua skenario kehidupan dan mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya, termasuk jalan hidupku. Katanya rasa sakit akan hadir kepada setiap orang yang menginginkan kebahagiaan, ketika kita mampu berjuang melewati semua proses itu maka sudah menjadi keniscayaan untuk kita menjadi pemenang.

Namaku Mugiono Rizkiyanto, putra ketiga dari keturunan Jawa-Sunda. Bapakku Abdul Khalim asli Tegal, sedangkan Ibuku Rumanah pituin Kuningan. Walaupun ibu hanya lulusan SD dan bapak bekerja sebagai buruh serabutan, panas-panasan mencangkul di ladang orang, memanggul kayu, gabah, dan berbagai pekerjaan berat lainnya, tetapi semua itu tak menyurutkan semangatku untuk menggapai semua mimipi. Akan kutegapkan tubuhku dan kuluruskan pandangan kedepan. Keterbatasan tidak akan menggoyahkan setiap langkahku, selalu optimis dalam melakukan sesuatu walaupun terkesan sulit. Keberanian, keyakinan, pengetahuan, serta keterampilan membuat diriku terus tergerak untuk menaklukan berbagai tantangan dan rintangan.

Aku tahu, untuk berada di puncak tidaklah instan. Aku harus bisa menapaki satu persatu setiap anak tangga. Dalam perjalanannya tidaklah mudah, jatuh bangun menghampiri hingga kerap membuat putus asa. Terkadang dengan kondisi ekonomiku saat ini tak ada lagi keinginan untuk maju dan seakan ingin rasanya untuk menyerah pada kenyataan. Masa depan, bagiku adalah momok menakutkan. Kata orang masa depan yang gemilang perlu dukungan dari orang-orang sekitar, katanya untuk mencapai kesuksesan memerlukan banyak uang sebagai modal. Tapi lagi-lagi aku teringat ucapan kakak, orang seperti kami hanya bisa bisa bermimpi, walaupun mimpi-mimpi kami terkesan mustahil bagi semua orang tetapi harus kami buktikan dengan mewujudkan satu persatu mimpi itu. Aku sangat bersyukur memiliki sosok kakak yang tiada henti memotivasi, dorongan semangat untuk tetap menjalani kehidupan walau dengan berbagai keterbatasan.

Orang tuaku sangat mengaharapkan anak-anaknya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dengan harapan tarap ekonomi keluarga dapat berubah menjadi lebih baik. Keluarga kami sudah cukup bosan dengan berbagai hinaan, kata orang hanya yang beruang yang dapat melanjutkan sekolah ke berbagai jenjang. Awalnya aku ragu dengan mimpiku, namun perjalanan hidup memang memberikan pembelajaran, aku salut dan terinspirasi oleh kakakku yang bisa menuntaskan pendidikan hingga jenjang magister. Semangatnya, perjuangannya, keuletannya, tidak bisa diragukan lagi. Sejak SD hingga SMA kakakku selalu ranking pertama, saat kuliah S1 dan S2 selalu menjadi lulusan terbaik dan menjadi mahasiswa berprestasi. Berbagai kompetisi dan prestasi telah dikantongi bukan hanya dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri. Akan kuikuti jejaknya.

Kisah pendidikanku berawal saat memasuki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Aku masih ingat kakak selalu mengajariku untuk berani berbicara, apapun pertanyaan yang dilontarkan para Tutor harus aku jawab, dan apapun yang membuat penasaran harus aku tanyakan. Acukan tangan lalu jawab, acungkan tangan lalu bertanya, itulah kunci yang diberikan kakak agar aku bisa menjadi yang terbaik di kelas. Ternyata benar, doktrin itu yang membuat aku selalu mendapat apresiasi dengan nilai terbaik di kelas. Memasuki masa merah putih, aku diamanatkan Bu Guru menjadi ketua murid dalam susunan organisasi kelas. Kala itu aku belum mengerti dengan apa yang namanya ketua, tetapi setiap hari aku ditugaskan untuk menyiapkan kelas agar tetap kondusif, mengontrol petugas piket, dan memanggil guru yang akan mengajar.

Terkadang aku heran, kenapa anak dari Ibu dan Bapak yang hanya seorang buruh serabutan dan memiliki ekonomi kurang bisa memiliki prestasi? Ternyata saat mendengar cerita dari kakak, Bapak memang hobi membaca buku. Bapak selalu menyisihkan uang untuk membeli buku bekas di tukang rongsok, terutama buku-buku pelajaran. Anak-anaknya selalu dibiasakan membaca dan belajar. Aku biasa membaca buku sambil sarapan pada pukul 5 pagi, mempelajari materi yang akan diajarkan di sekolah. Pukul 6 kulangkahkan kaki menuju sekolah, orang tua membiasakanku untuk datang awal waktu. Prinsif keluarga kami, lebih baik menunggu dari pada harus terlambat. Sepulang sekolah, Ibu sudah siap menunggu laporan hasil belajar. Ketika ada pekerjaan rumah (PR), setelah makan siang harus segera dikerjakan. Setiap sore kami selalu berkumpul di ruang tamu, ada saja obrolan ringan yang terlontar, kejadian yang dialami anak-anak di sekolah, atau keluh kesah bapak karena pegal, capek, dan panas saat bekerja.

Keberhasilan pendidikan tidak hanya berbicara perihal kognitif saja, melainkan dinilai juga dari sisi apektif dan psikomotor. Jejak langkahku di sekolah menengah pertama dimulai. Aku menyadari akan pentingnya organisasi dalam peningkatan keterampilan, di masa putih biru ini aku memutuskan untuk bergabung di OSIS dan Pramuka Penggalang. Minder dan kurang percaya diri saat di bangku sekolah dasar perlahan kukikis seiring berjalannya waktu. Aku berhasil tampil beberapa kali di podium untuk berpidato dan berorasi di depan banyak orang. Namaku semakin familiar ketika kelas VII terpilih menjadi wakil ketua OSIS serta kelas VIII menjadi ketua OSIS. Padahal aku merasa masih belum layak dan kurang berkompetensi dalam bidang kepemimpinan. Tapi estapet kepemimpinan telah diamantkan dan aku harus menjalankan tanggung jawab yang telah kuemban.

Aku teringat pesan kakak, mampu atau tidaknya seseorang bukan mutlak atas penilaian diri pribadi justru orang lain adalah penilai yang sesungguhnya. Banyak para pejabat yang merasa dirinya pintar dan memberanikan diri mencalonkan untuk menempati posisi yang sangat strategis pada suatu jabatan, tetapi mereka banyak mengkhianatinya. Aku pernah membaca dalam sebuah buku, bahwa seekor semut kecil harus punya mental besar karena ia tidak punya tubuh besar. Ia harus punya kepercayaan diri yang tinggi untuk bisa naik ke atas pohon yang tinggi untuk menemukan makanan. Katanya jika semut merasa rendah diri ia tidak akan pernah mencoba untuk melakukan apapun. Sedangkan gajah dengan mudahnya menarik pohon dengan belalainya. Itulah mengapa banyak orang yang gagal? Itu semua karena mereka tidak memiliki mental seorang pemenang. Agar menjadi seseorang yang bermental pemenang, seseorang harus menjadikan kelemahan yang dimiliki sebagai kekuatan. Hari demi hari kucoba untuk terus memantaskan diri dan belajar dari kesalahan-kesalahan. Hingga akhirnya aku mampu menuntaskan amanat sebagai ketua OSIS di SMP Negeri 2 Garawangi dan menutup pembelajaran dengan peringkat 1.

Tahun 2021, aku mengawali semester pertama di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Ciniru. Alhamdulillah, di akhir semester aku memperoleh ranking 1 dan paralel kelas X. Kesibukanku di SMA selain belajar yaitu aktif di kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Ciniru dan ekstrakurikuler Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) Bustanul Ulum SMA Negeri 1 Ciniru. Di semester awal ini juga aku lolos seleksi Polisi Pelajar dan setiap hari Sabtu mengikuti pelatihan di Polres Kuningan. Melalui OSIS, Remaja Masjid, Pramuka, dan Polisi Pelajar, aku belajar banyak tentang kepemimpinan, manajemen waktu, manajemen acara, hingga kepedulian terhadap sesama. Aku berkeyakinan semua aktivitas yang dilakukan tidaklah sia-sia, hal itu dapat aku rasakan. Dengan penuh rasa syukur, aku selalu menjadi delegasi sekolah dalam berbagai kegiatan. Qadarullah, aku menjadi juara 1 lomba menyanyi solo SD tingkat kecamatan, juara 1 pasanggiri pupuh SD tingkat kecamatan, juara 2 Kriya Anyaman SD tingkat kecamatan dua taun berturut-turut, Juara 4 Singing Contest se-wilayah 3 Cirebon, dan di HUT PGRI 2021 kemarin juara 3 Lomba Video Riset dan Mini Statement Profil Pelajar Pancasila yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X.

Kini pintu yang lebih lebar telah terbuka. Aku harus mulai menapak lagi dan melanjutkan langkah kaki untuk menyusuri jalan demi mencapai mimpi yang lebih besar. Bismillah ….

Respon (99)

  1. Semangat Mugiono Rizkiyanto, kami yakin kamu bisa sukses. Terus berprestasi dan tetap membumi.

    1. Semangat sebuah kisah inspiratif dari teman saya saya tau sendiri siapa dia semangatttt mugi

  2. A Mugiono Rizkiyanto…
    Semangat!!!💪,,insyaallah klo aa semangat dan terus bekerja keras,keberhasilan pasti mengikuti.
    Di sertai doa dan ikhtiar juga pastinya,ok.

  3. A Mugiono Rizkiyanto…
    Semangat!!!💪,, insyaallah klo aa semangat dan terus bekerja keras,keberhasilan pasti mengikuti.
    Di sertai doa dan ikhtiar juga pastinya.

  4. Pantang mundur,
    Berkarya penuh dengan jiwa semangat,
    Hasil tak akan berkhianat.
    Lanjut terus de Mugi.
    Semoga sukses. Aamiin

  5. Setiap orang punya kesempatan untuk berubah. Itulah pelajaran hidup… 👍👍👍
    Semangat terus Mugiono

    1. Masyaallah kerenn bangett…salam kenal Mugi aku Nurul hikmah terus semangat,trs lah berkarya mugii..semoga apa yang kamu cita2kan tercapai amiiin..salam silaturahmi ya hehe

  6. Tidak ada kataa yang indah selain semangat semangat dan terus semangatt !!!
    Semangat terus mugii!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *