Belum Apa-Apa

lomba menulis kisah inspiratif
lomba menulis kisah inspiratif

Oleh : Rendy Maulana Yaqin

Milenianews.com – Kenangan menginjak bangku SMP yang saat itu aku harus kehilangan setir kemudi dalam mengendalikan diri. Tidak ada yang menarik sebelum aku mengenal game. Hanya berputar dengan akademik atau bertengkar dengan adik di rumah. Aku masih ingat masalah terbesarku waktu itu  hanya sekedar belum mengerjakan PR. 

Sejak dari SD dulu prestasi akademikku bisa dibilang baik.  Saat SMP aku terlalu fokus dengan dunia sekolah. Melupakan teman-teman kampung semasa SD. Dewasa ini mungkin hanya aku yang terkadang merindukan mereka. Sebaliknya mereka tentu sudah melupakanku karena setelah lulus SD aku jarang terlihat lagi di masjid, lapangan, maupun tempat saat kita memancing bersama. Semua tempat itu kulupakan disaat diri ini memasuki SMP favorit di kota melalui tes. Aku tinggi hati, saat teman-teman kampungku masuk di SMP swasta. Yang kini kusadari aku belum meraih apa-apa.

Bukan hanya persoalan rindu dan akademik. Kelas 8 semester 2 aku dihadapkan kenyataan kehidupan sesungguhnya. Aku perlahan dihancurkan oleh game. Prestasiku perlahan merosot dan pada waktu itu aku ditunjuk menjadi ketua ekstrakurikuler jurnalistik atas voting semua anggota. Akan tetapi, dalam hitungan dua minggu fokusku terhadap game membuat aku melepas amanat tersebut dengan menghilang dari banyaknya pertemuan. Sungguh sangat menyesal jika aku mengingat hal itu sekarang.

Bisa dibilang aku kecanduan game. Sampai saat terkena sakit demam berdarah. Mataku terpejam namun visualisasi game terus menari-nari di pelupuk mata. Puncaknya di kelas 9 SMP. Aku jarang masuk sekolah. Setidaknya 15 hari aku tanpa izin. Emosiku terganggu. Ibu dan ayah sudah berusaha agar aku bisa kembali mau bersekolah. Semua sia-sia aku ketakutan untuk melangkah. Ibu frustasi sementara ayah menyarankan untuk aku berhenti sekolah  kemudian kejar paket. 

Aku memilih menuruti ayah. Kembali bersekolah rasanya tidak mungkin. Kembalipun besar kemungkinan mengulang di kelas 9. Sampai akhirnya teman-teman di kelas 9 datang ke rumah.  Teman-temanku itu berbeda saat di kelas sebelumnya, di kelas 9 mengalami pergantian siswa kelas sehingga banyak diantara mereka bisa dibilang baru mengenalku.

Mengingat mereka saat itu yang tulus berharap aku kembali sekolah. Memegang tanganku dengan hangat. Tidak ada perkataan atau perbuatan buruk setelah mereka tahu jika aku absen masuk sekolah karena game. Mereka menjadi saksi tangis kegagalanku. Berat langkahku berusaha kembali memasuki sekolah. Semua guru memilih diam untuk tidak menanyai bagaimana kabarku. Mereka mungkin sudah tahu alasan aku tidak masuk sekolah. Lingkungan sekolahku mendungkungku untuk kembali bangkit. Beruntung aku masih bisa mendapatkan ijazah kelulusan. Mungkin karena prestasiku di kelas 7 dan 8 baik sehingga menjadi perhitungan sekolah untuk meluluskanku.

 Masalah saat di kelas 9 beriringan bersama. Berjalan berdampingan menyadarkanku. Selain game, pada saat itu aku juga dihadapkan masalah ekonomi. Ayah dan ibu terjebak dalam lingkaran hutang. Pelukan orangtuaku dulu sempat renggang. Perhatian mereka dengan anak-anaknya sempat dipertaruhkan oleh ekonomi. 

Peninggalan harta warisan almarhum kakek dan nenek habis dalam sekejap. Dari satu kompleks indekos, rumah, dan tanah dijual ayah untuk melunasi hutang kreditan maupun lintah darat. Aku ingat dulu semua kebutuhan tercukupi dengan baik tanpa tahu asal pendapatannya darimana. Begitupun setiap waktu pasti ada saja barang baru masuk ke rumah. Dari sepeda motor, kulkas, TV LED, dan sofa baru. Semua itu barang kreditan yang kemudian dijual kembali oleh ayah dan ibu dengan harga jauh lebih murah. Tidak tanggung-tanggung sempat ada  lima sepeda motor keluaran terbaru. Padahal ayah begitu malas untuk bekerja mengharapkan semua didapat secara instan. Oleh karena itu ayah dan ibu terseret dalam masalah besar. Semua harta warisan terjual satu-persatu.

Singkat cerita kami sekeluarga meninggalkan kampung. Ayah menyewa rumah kontrakan dengan sisa uang penjualan rumah. Namun, itu tidak bertahan lama. Ayah dan ibu kembali jatuh ke dalam lubang yang sama. Terlilit hutang lintah darat di kampung orang. Saat berada di rumah kontrakan aku sempat melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Berjalan hanya satu bulan. Masih jelas di ingatanku. Aku sempat mendaftar ekstrakurikuler jurnalistik SMA dan mengikuti proses penyeleksiannya dengan mengirim beberapa artikel. Ingin sekali aku menebus kesalahan saat di SMP.

Dari rumah kontrakan sekarang kami tinggal di indekos satu kamar dan juga berada di sudut kota. Ayah dan ibu menghindari gunjingan masyarakat. Sulit untukku memikirkan masa depan. Bahkan keluarga besar ayah maupun ibu tidak ada yang peduli. Mereka menganggap itu semua kesalahan yang harus ditanggung ayah dan ibu sendiri termasuk kami anak-anaknya.

Indekos yang kami tinggali berdekatan dengan musholla. Mendekat kembali kepada sang pencipta. Aku kembali melantukan ayat-ayat alqur’an. Tidak pernah aku menangis ketika membaca  Al-Qur’an. Hatiku yang keras mulai terketuk memulai membuka lembaran baru.

Disaat aku mencari pekerjaan di setiap penjuru kota. Tolakan demi tolakan dilontarkan karena usiaku masih dibawah 17 tahun. Masih kuingat jelas saat sore hari di belakang indekos berpemandangan sawah. “Hamba memohon kepadamu , ya Allah. Jika diberi kesempatan untuk hamba dan adik-adik hamba untuk sekolah. Permudahlah semuanya. Hamba rela melakukan apapun agar bisa sekolah dan bila kemungkinan hamba tidak bisa sekolah, berilah hamba pekerjaan supaya bisa membantu kedua orang tua hamba, dalam membesarkan adik-adik hamba.” Doa tersebut kuucapkan sembari memegang Al-Qur’an.

Aku tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Semua berjalan begitu cepat. Aku dan keempat adikku putus sekolah. Keempat adikku menyaksikan pahitnya kehidupan sejak kecil. Mereka kehilangan teman dan kesenangan yang seharusnya mereka dapatkan di usianya. Ayah bekerja menjadi kuli bangunan sementara ibu menjadi pembantu rumah tangga. Semua mereka lakukan menghadapi kehidupan yang tidak lagi sama. 

Dua bulan kami mengalami masa-masa sulit. Ibu jatuh sakit. Hal itu mengakibatkan ayah banting tulang siang malam. Selepas pulang bekerja ayah mencari kardus bekas di sepanjang jalan menggunakan sepeda kecil pemberian tetangga untuk adikku.

Ibu ternyata sedang mengandung anak keenam. Beliau mengalami pendarahan dan perut kencang selama beberapa bulan. Segumpal darah sering terlihat tercecer di kamar mandi. Ayah dan aku bingung harus melakukan apa. Aku hanya bisa mengaji terus menerus berharap pertolongan datang dari yang maha kuasa. Begitupun dengan ibu, beliau melalui semua dengan sabar dan tawakal. Sampai di proses kelahiran adikku. Allah membuka semua jalan. Ibu melahirkan di malam PPKM ketika virus korona melanda. Berkat tumpangan salah satu tetangga. Tetangga tersebut merupakan malaikat berwujud manusia. Disaat yang lain mencemooh beliau dengan tulus membantu.

Allah mempersiapkan semuanya dengan begitu indah. Perjalanan mencari pekerjaan yang tidak membuahkan hasil mengirimkanku ke asrama penghafal alqur’an. Sekarang aku tinggal bersama para mahasiswa penghafal Al-Qur’an lewat takdir yang tidak kuduga. Mungkin ini jawaban atas doaku, kuakan melakukan apapun untuk bisa kembali bersekolah. Disini aku ditugaskan menjadi pembersih asrama dan juga diwajibkan dalam satu bulan menghafal setengah juz Al-Qur’an. Awalnya begitu berat namun sekarang aku mulai terbiasa.

Ingin bermanfaat

Aku mengambil pelajaran dari setiap masalah yang kulalui. Cukup aku saja yang pernah merasakan semua kehilangan tersebut. Tidak untuk orang lain

  1. Nindy, anak kecil yang mengaji di asrama. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri disaat Nindy dijauhi oleh teman-temannya karena sikapnya yang sering membully. Aku tahu semua masalah yang ia hadapi. Sampai ia tidak mau untuk melangkah mengaji kembali. Disaat itu aku memutuskan menyamar menggunakan nomor hp yang Nindy kira itu nomer salah satu teman dekatnya. Semua berjalan dengan lancar aku meminta Nindy perlahan merubah sikapnya dan tidak perlu mempedulikan teman-temannya yang menjauh. Kalau teman-temannya sudah kembali aku berkata pada Nindy “Jangan ulangi sikapmu tersebut, kamu sudah tahukan bagaimana rasanya sendiri tanpa teman.” Sekarang aku bisa melihat perkembangan Nindy. Ia menjadi lebih dewasa dibanding anak seusianya dan tentu sekarang ia memiliki banyak sahabat.
  2. Bintang, salah satu teman di kelasku. Ia sempat berputar dalam dunia game yang tidak memberinya banyak manfaat. Yang ada ia sering datang terlambat dan gagal fokus. Semua menjauhinya, menganggap Bintang aneh dan malas. Aku tahu Bintang akan menemukan proses pendewasaan diri juga. Aku berusaha membantunya. Mencoba mendorongnya mencari kegiatan positif di luar. Aku list ekstakurikuler yang cocok dengannya. Bintang memutuskan masuk ekstrakurikuler pencak silat. Kini Bintang jauh berbeda. Tubuhnya mulai melihatkan hasil dari kerja kerasnya.
  3. Hilmi, tetangga samping asrama. Masalah Hilmi seperti remaja lelaki pada umumnya. Mulai merokok. Namun, kuakui permainan kentrungnya sangat baik . Pertemanan kami dimulai ketika Hilmi ikut mengaji di sore hari. Aku beberapa kali menemani Hilmi bermain kentrung di rumahnya. Aku menanyakan beberapa hal ke Hilmi ketika kami sudah semakin akrab. Masa depan seperti apa yang ingin ia raih jikalau ia terus-menerus menyia-nyiakan waktu di masa muda. Aku tidak berusaha menghakimi perilakunya. Aku hanya takut kelak ia menyesal dan ingin memutar waktu. 
  4.  Fauzan, teman dekatku di komunitas broadcasting SMK. Ia ditinggalkan ayahnya ketika masih kecil sementara ibunya pergi satu tahun yang lalu saat masa pandemi. Teman-teman broadcasting banyak yang menjauhi Fauzan dikarenakan sifat kekanakkannya. Ditambah Fauzan juga pernah ceroboh merusak alat keperluan syuting. Fauzan sering didiamkan oleh yang lain. Aku mengajak anak-anak untuk diskusi tanpa melibatkan Fauzan. Kita tidak bisa membenci sifat orang lain karena keadaan yang memintanya. Beri waktu akan ada saatnya Fauzan berubah. 

Perjalananku yang tidak seberapa dan kini masih meniti kembali beberapa jalan yang belum aku lalui. Walaupun banyak mimpi belum terwujud, aku akan terus  berusaha bermanfaat bagi orang lain. Ekstrakurikuler jurnalistikku juga kembali dalam bentuk komunitas broadcasting. Kejutan yang begitu indah. Di komunitas ini aku belajar banyak hal dari pembuatan film, menjadi aktor, dan  aku kembali menekuni kegiatan menulisku lewat naskah film yang kubuat. Ketika kita terus berjuang, semua berakhir indah di waktu yang tepat. Semangat untuk semua pejuang mimpi.

Respon (35)

  1. Keren banget! Ceritanya bagus bikin terharu, pesan moralnya juga jelas. Terus berjuang dan tetap semangat ya kak!

    1. Iya terima kasih sudah berkenan untuk membaca cerita saya semoga memberikan hal baik ya kaak dan sukses juga untuk kakak di luar sana…

  2. Hai Rendy Maulana
    Aku telah membaca tulisanmu, itu membuatku cukup terharu.
    Kisahmu memberikan inspirasi dan motivasi tersendiri untuk aku.
    Tidak apa apa setidaknya kamu telah belajar banyak hal dalam hidup. Meski pelan pelan aku yakin kamu bisa. Tetap bertahan dan berprogres yaa. Aku mendukungmu, semangat!

    – Hye

    1. Iya kak terima kasih banyak sudah mampir dan hal yang saya alami ini tidak terjadi pada anak yang lain..

  3. Kamu keren bangettt Reen
    Pilihanmu untuk berprogres juga keren
    Semoga langkahmu dipermudah yaa
    Seneng juga liat progresmu
    Sehat sehat dan bahagia selalu yaa
    Semangatts!

  4. Kamu keren bangettt Reen, Pilihanmu untuk berprogres juga keren.
    Semoga langkahmu dipermudah yaa
    Seneng juga liat progresmu
    Sehat sehat dan bahagia selalu yaa
    Semangatts!

  5. sangat menginspirasi untuk tidak terjebak dalam zona nyaman dan aku salut sama peningkatanmui Reeen semangaat.

    1. Makasih Lia maafkan aku di masa lalu yaa terima kasih sudah mampir dan semoga kita semua selalu berprogres baik ke depannya amiin

    2. So proud of you, u did so well! Kamu keren udah sampai di step ini. Terimakasih udah bertahan sejauh ini. Tetep jadi ren yang rendah hati dan peduli sama sekitar. Good luck on everything u want to achieve ♡

  6. masyaAllah kak, begitu banyak rintangan berat yang engkau lalui, semoga Allah selalu memberikanmu kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi segala cobaan, semoga Allah mengangkat beban dari pundakmu, dan menjadikan hidupmu jauh lebih baik🤲

    1. Alhamdulillah kak terima kasih sudah mampir, amiin untuk setiap doa yang terucap dan semoga juga kak Adell sukses dan bahagia di luar sana amiin

    1. Terima kasih Claudyy saya hanya berusaha merangkum skenario terbaik yang diberikan kepada sang pencipta dan saya hanya sebagai perantara. Semoga kisah ini bisa memberikan hal baik untuk para pembaca dan untuk kamu sukses juga kedepannya..

  7. Hii Rendyy! Masha Allah.. your story such an inspiration and heart warming. Alhamdulillah, you already survive this far. Semoga perjalananmu ini akan membawamu to another amazing journey yaa! Keep inspiring Ren!

    1. Makasih Aski, maafin aku yang dulu ya banyak mengecewakan semua orang terutama kamu dan semoga juga sukses di luar sana aamiin

    1. Keren banget ren, diksinya bagus. Jelas, bikin merinding dan terharu. Kalimatnya enak banget buat dibaca, gampang dicerna. Kisahmu menginspirasi banget! Thanks a lot! Semoga sukses Rendy!!

  8. inspirational, hope more people be like this and persuade more people to be competitive in a good way and create a change

  9. Keren banget, ren. Diksinya bagus. Gampang dicerna kata-katanya. Kisahnya bikin terharu plus merinding. Menginspirasi banget. Thanks a lot, Ren! Good luck yaa!!

  10. Keren kamu ren.. mencoba untuk menjadi bermanfaat itu sangat luar biasa dan berhasil menjadi inspirasi dengan semangatmu. Semoga cita-cita atau impian mu terwujud sukses terus untuk kedepannya… Semangat Rendy..!!

  11. Sudah tersusun rapih..endingnya sisipkan kata²..contoh..ìntinya kita sebagai manusia
    ..tetaplah sabar…berdoa dan berusaha..apapun yg kita dapat selau disyukuri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *