Milenianews.com, Jakarta – Dampak Social Distancing dari kebijakan pemerintah membuat stok bank darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan menipis. Hal tersebut dikarenakan tidak ada nya masyarakat yang datang untuk mendonorkan darahnya.
Humas PMI Jaksel, Dedet Heryadi mengatakan pihaknya akan terapkan sistem jemput bola mencari masyarakat yang mau mendonorkan darahnya.
Baca Juga : Peneliti Jepang Kembangkan Alat Deteksi Corona dalam 10 Menit
Namun, sistem jemput bola ini akan dilakukan jika dalam satu minggu kedepan tidak ada yang datang untuk mendonorkan darahnya.
“Kami upayakan kalau minggu ini tidak ada masyarakat untuk penambahan donor, kami akan lakukan jemput bola ke majelis taklim dan lain-lain,” kata Dedet, dikutip Kompas.com, Kamis (26/3).
PMI Berharap Hati Masyarakat Tergerak

Tak hanya jemput bola, sosialisasi terhadap masyarakat juga gencar dilakukan, mengingat pentingnya mendonorkan darah di situasi-situasi seperti ini.
“Kami tetap lakulan sosialisasi ke masyarakat. Tapi memang rasa takut di masyarakat masih sangat tinggi, jadi kami belum bisa memaksakan,” ujarnya.
Imbauan Social Distancing oleh pemerintah pusat, membuat orang-orang enggan keluar rumah, terlebih untuk mendonorkan darahnya.
Beberapa golongan darah menjadi langka karena minimnya donasi darah. Dedet menyebut stok golongan darah AB sudah menipis.
“Yang pasti masyarakat sulit mendapatkan kebutuhan darah, itu yang paling buruk. Banyak masyarakat yang butuh transfusi dan lain-lain. Sekarang untuk golongan AB sudah sangat sulit,” kata dia.
Selain itu, pasien DBD di beberapa rumah sakit kesulitan mencari stok darah. Dedet pun berharap hati masyarakat bisa tergerak untuk mendonorkan darahnya guna kepentingan bersama.
Baca Juga : Pandemi Corona Membuat Pagelaran Safari Budaya Pangandaran Diundur
Social Distancing mulai diterapkan pemerintah pusat sejak pertengahan maret lalu, guna mencegah penyebaran penularan virus Corona yang sedang mewabah ini.
Meski demikian, pemerintah belum menerapkan langkah lain, seperti lockdown yang sudah diterapkan beberapa negara terdampak paling parah. (Ikok)