Milenianews.com, Mata Akademisi– Ada sekelompok orang di dalam Al Quran yang mengaku akan disiksa di neraka beberapa hari saja. “Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” (QS. al-Baqarah/2: 80).
Syaikh Nawawi mengungkap dalam kitab Tafsir Munir, bahwa ayat di atas adalah pengakuan orang-orang Yahudi. Mereka mengaku hanya diazab sebentar di neraka. Paling lama tujuh hari saja.
Perhitungannya, dalam pandangan orang-orang Yahudi, sesuai dengan usia dunia yang hanya tujuh ribu tahun, setiap seribu tahunnya Allah hanya akan menyiksa mereka sehari saja. Atau selama mereka menyembah patung anak lembu.
Pandangan mereka tentu keliru dan sengaja dibuat-buat. Apalagi faktanya, menurut pengarang kitab Tafsir Jalalain, menek moyang mereka menyembah patung anak lembu kala itu selama 40 hari.
Dalam kitab Tafsir Jalalain diungkap bahwa pendangan orang-orang Yahudi bermula ketika di Madinah Nabi Muhammad mengancam mereka dengan siksa neraka. Inilah bukti keangkuhan mereka yang tak disertai argumentasi memadai.
Oleh karena itu, Allah berfirman, “Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. al-Baqarah/2: 80).
Tentu orang-orang Yahudi Madinah gelagapan, tak kuasa menjawab pertanyaan Nabi Muhammad. Karena memang sesumbar mereka bukan berasal dari Allah yang otoritatif dan valid.
Yang benar adalah, kata Syaikh Nawawi dan pengarang kitab Tafsir Jalalain, mereka akan dijebloskan ke neraka selama-lamanya. Sesuai ayat, “(Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah/2: 81).
Dalam pandangan Syaikh Nawawi, pelaku dosa besar selain orang-orang kafir, akan diampuni oleh Allah seperti pendapat para sahabat, para tabi’in dan kalangan ahli sunah wal jamaah.
Tentang yang dimaksud orang-orang kafir dapat dibaca dalam ayat ini, “Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata, “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu” (QS. al-Taubah/9: 30).
Pandangan orang-orang Yahudi yang mengaku hanya disiksa sebentar saja di neraka diperjelas oleh ayat yang menyatakan bahwa yang masuk surga adalah mereka yang beriman dan berbuat baik. Sementara mereka tidak beriman dan berbuat kerusakan.
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya” (QS. al-Baqarah/2: 82). Makna kekal, bagi Syaikh Nawawi, adalah tidak pernah keluar dari surga dan tidak pernah mati di surga.
Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung, Kota Depok