Oleh: Pulo Lasman Simanjuntak
Janinnya lahir dari pecahan rahim rembulan pada malam mencemaskan
Bahkan darahnya mengalir ganjil menyusuri mata air
Bermuara pada sebuah gua rahasia teramat dalam
Disimpan sekian waktu
Ada jarak keras sampai angin dinihari berlalu
Ke sana dimulai titik perzinahan
Sungguh menjijikkan, katamu
Mengurai dua musim
Menguliti tubuhnya
Tanpa warna obat
Di meja operasi berbayar
Seperti pendatang asing yang mau ziarah sunyi di kuburan berbatu-batu
Disinari matahari murtad sampai tiba di bumi ini
Tangisan lelaki perkasa tanpa airmata kedunguan