Empat Penyebab Gelapnya Hati

Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung,  Kota Depok. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Abdullah bin Mas’ud (wafat 650 Masehi di Mekkah) menuturkan tentang empat penyebab gelapnya hati. Keempat perkara ini ditulis dengan apik oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (wafat 1449 Masehi di Mesir) dan dikomentari oleh Syaikh Nawawi (wafat 1897 Masehi di Mekkah) dalam kitabnya,  Nashaihul Ibad.

Pertama, penyebab gelapnya hati adalah perut yang kekenyangan. Maksudnya, tulis Syaikh Nawawi, perut yang melebihi sepertiga isi perut. Sebab kenyang yang dibolehkan oleh syariat adalah sepertiga untuk makanan, sepertiga  untuk air, dan sepertiga lagi untuk bernapas.

Terkait hal ini Nabi bersabda, “Hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. Ahmad).

Kedua, penyebab gelapnya hati adalah bersahabat dengan orang zalim. Orang zalim, menurut Syaikh Nawawi, adalah orang yang melewati batas kebenaran sehingga dia condong menuju kebatilan. Allah memperingatkan, “Ingatlah, laknat Allah (yang ditimpakan) kepada orang  zalim.” (QS. Hud/11: 18).

Sementara itu mengenai kaitan antara kegelapan dengan perbuatan zalim,  Nabi mengungkapkan, “Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, penyebab gelapnya hati adalah melupakan segala dosa yang telah dilakukan. Seharusnya, tulis Syaikh Nawawi, dosa-dosa masa lalu harus disesali. Tentu caranya  bertobat dengan lisan (istighfar), dengan hati (penyesalan), dan dengan arkan (tindakan dengan tidak mengulanginya).

Untuk itu Nabi mewanti-wanti, “Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan perbuatan dosa, maka akan tertitik dalam hatinya noda hitam. Jika dia menghilangkannya dan memohon ampun, dan diampuni, maka hatinya itu dibersihkan. Jika ia melakukan kesalahan lagi, maka bintik hitam itu akan ditambah sehingga bisa menutupi hatinya.” (HR. Ibnu Majah).

Keempat, penyebab gelapnya hati adalah panjang angan-angan. Yang dimaksud panjang angan-angan, dalam pandangan Syaikh Nawawi, adalah menanti harapan yang masih jauh realisasinya. Panjang angan-angan kerap disebut dengan thulul amal.

Terkait thulul amal, Syaikh Nawawi menulis sebuah hadits yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib, “Dua perkara yang sungguh paling aku takutkan menimpa kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Sungguh, mengikuti hawa nafsu adalah menyimpang dari kebenaran. Sementara panjang angan-angan adalah cinta dunia.”

Inilah empat penyebab gelapnya hati, yakni perut yang kekenyangan, bersahabat dengan orang zalim, melupakan segala dosa, dan panjang angan-angan. Agar hati menjadi terang, keempat perkara ini harus ditinggalkan.

Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung,  Kota Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *