Setiap Umat Islam Wajib Hafal Surat Al-Mulk jika Ingin Selamat dari Siksa Kubur

Milenianews.com, Mata Akademisi– Betapa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam (SAW)  teramat sangat sayang kepada umatnya. Beliau sangat sedih dan tidak rela andai ada seorang saja dari umatnya yang tidak masuk sorga. Sehingga,  aneka amalan yang Beliau anjurkan kepada umatnya untuk diamalkan sebagai wasilah (perantara) agar Allah Subhanahu wata’aalaa masukkan hamba-Nya ke surga dan selamatkan dari api neraka. Di antaranya adalah mengamalkan (membaca, memahami menghafal dan mengamalkan) Surat al-Mulk.

Dalam salah satu haditsnya,  Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

«لَوَدِدْتُ أَنَّهَا فِي قَلْبِ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْ أُمَّتِي»

“Sungguh aku sangat menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap orang dari umatku.”

Dahsyatnya Surat al-Mulk bagi keselamatan seorang dari azab kubur karena Allah Subhanahu wata’aalaa (SW) telah mengizinkan Surat al-Mulk untuk memberikan syafaat (pertolongan) kepada para pembaca, penghafal dan pengamal Surat al-Mulk.

Berikut penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir terkait kedahsyatan Surat al-Mulk dalam mensyafa’ati seseorang.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW,  yang telah bersabda :

«إِنَّ سُورَةً فِي الْقُرْآنِ ثَلَاثِينَ آيَةً شَفَعَتْ لِصَاحِبِهَا حَتَّى غُفِرَ لَهُ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»

“Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an terdapat suatu surat berisikan tiga puluh ayat dapat memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (Surat Al-Mulk)” (HR. Imam Ahmad)

Al-Hafiz ibnu Asakir dalam kitab tarikhnya, Bab “Biografi Ahmad ibnu Nasr ibnu Ziad alias Abdullah Al-Qurasyi An-Naisaburi Al-Muqri Az-Zahid Al-Faqih” — salah seorang yang berpredikat siqah yang riwayatnya diambil oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim menceritakan dari Imam Turmuzi —  mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya ada seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kalian meninggal dunia, sedangkan tiada sesuatu pun dari Kitabullah yang dihafalnya selain dari Tabaraka. Ketika lelaki itu diletakkan didalam kuburnya, malaikat penanya datang. Maka surat Tabaraka menghalang-halanginya sehingga malaikat itu berkata, “Sesungguhnya engkau adalah salah satu dari Kitabullah, dan aku tidak suka membuatmu tidak senang, tetapi aku tidak mempunyai kuasa bagimu, bagi dia dan juga bagi diriku terhadap suatu kemudaratan dan juga suatu kemanfaatan. Jika engkau hendak membela orang ini, maka menghadaplah kepada Allah SWT dan mintalah syafaat dari-Nya buat dia.”

Maka surat itu berangkat menuju ke hadirat Allah SWT,  lalu berkata memohon, “YaTuhanku, sesungguhnya si Fulan dengan sengaja memilihku di antara Kitab-Mu, lalu ia mempelajariku dan membacaku serta menghafalku. Maka apakah Engkau akan membakarnya dengan api, sedangkan aku berada di dalam rongganya? Jika Engkau hendak mengazabnya, maka hapuskanlah terlebih dahulu aku dari Kitab-Mu.” Allah berfirman, “Aku lihat engkau marah.” Surat itu menjawab, “Sudah seharusnya aku marah.” Maka Allah berfirman, “Sekarang pergilah kamu, sesungguhnya Aku telah menyerahkannya kepadamu dan Aku memberi izin kepadamu untuk memberi syafaat buatnya.”

Maka Surat itu kembali dan mengusir malaikat penanya, lalu lelaki itu bangkit dalam keadaan senang hati tanpa mengalami suatu siksaan pun dari malaikat tersebut. Lalu surat itu meletakkan mulutnya ke mulut lelaki itu dan berkata, “Selamat datang dengan mulut ini, barangkali mulut ini sering digunakan untuk membacaku; dan selamat datang dengan dada ini, barangkali dada ini dipakai untuk memuatku; dan selamat datang dengan kedua kaki ini, barangkali ia dipakai untuk berdiri membacaku. Surat itu menghiburnya di dalam kuburnya karena merasa khawatir bila ia kesepian dan merasa takut.”

Anas ibnu Malik melanjutkan, bahwa “Setelah Rasulullah SAW menceritakan kisah ini, maka tiada seorang pun —baik anak kecil, atau orang dewasa atau budak atau orang yang merdeka— melainkan mempelajarinya dan menghafalkannya.” Dan Rasulullah SAW  menamainya dengan sebutan Al-Munjiyah (surat yang menyelamatkan).

Imam Tabrani dan Al-Hafiz Ad-Diya Al-Maqdisi telah meriwayatkan melalui jalur Salam ibnu Miskin, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

«سُورَةٌ فِي الْقُرْآنِ خَاصَمَتْ عَنْ صَاحِبِهَا حَتَّى أَدْخَلَتْهُ الْجَنَّةَ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»

_”Ada suatu surat yang membela pembacanya hingga memasukkannya ke dalam surga, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku.”

Kemudian Imam Turmuzi mengatakan Dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw. membuat tenda di dekat sebuah kuburan, padahal ia tidak mengetahui bahwa tempat itu adalah kuburan. Tiba-tiba ia menyadari bahwa itu adalah kuburan seseorang, ia mendengarnya sedang membaca surat Al-Mulk hingga khatam. Maka ia datang kepada Nabi SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, aku telah memasang tendaku di dekat sebuah kuburan, sedangkan aku tidak menyadari bahwa tempat itu adalah kuburan. Tiba-tiba kudengar dari dalamnya seseorang membaca Surat Al-Mulk sampai selesai.” Maka Rasulullah SAW bersabda :

«هِيَ الْمَانِعَةُ هِيَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ»

“Itu adalah surat penangkal dan juga penyelamat, yang menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur.”

Kemudian Imam Turmuzi meriwayatkan pula melalui jalur Lais ibnu Abu Salim, dari Abuz Zubair, dari Jabir, bahwa _”Rasulullah SAW  masih belum tidur sebelum membaca Alif Lam Mim Tanzil (surat sajadah dan Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (Surat al-Mulk).”

Sahabat Lais Radhiallahu Anhu telah meriwayatkan dari Tawus, bahwa kedua surat tersebut mengungguli semua surat dalam Al-Qur’an dengan tujuh puluh kebaikan.

Dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

«لَوَدِدْتُ أَنَّهَا فِي قَلْبِ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْ أُمَّتِي»

“Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap umatku.Yakni surat Al-Mulk ini.”

Hadis ini telah diriwayatkan juga oleh Abdu ibnu Humaid di dalam kitab musnadnya dengan lafaz yang lebih panjang daripada ini. Untuk itu ia mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa ia pernah berkata kepada seseorang, “Maukah aku hadiahkan kepadamu suatu hadis yang akan membuatmu gembira ?” Lelaki itu menjawab, “Tentu saja mau.” Ibnu Abbas mengatakan, “Bacalah Surat Al-Mulk dan ajarkanlah kepada keluargamu serta semua anakmu dan semua ahli baitmu yang masih anak-anak dan juga semua tetanggamu. Karena sesungguhnya Surat Al-Mulk ini adalah surat yang menyelamatkan dan yang mendebat atau membela pembacanya kelak di hari kiamat di hadapan Tuhannya, dan memohon kepada-Nya agar menyelamatkannya dari azab neraka dan juga menyelamatkan penghafalnya dari siksa kubur.”

Demikianlah kecintaan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada umatnya. Beliau tak henti-hentinya berjuang agar  Allah Subhanahu wata’aalaa menyelamatkan hamba-hamba-Nya. Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada pribadi yang begitu agung itu?

Penulis: Ustadz  Hasan Yazid Al-Palimbangy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *