Oleh : Anissa Putri Nabila
Milenianews.com – Namaku Anissa Putri Nabila. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, ayahku seorang buruh bangunan, ibuku seorang ibu rumah tangga. Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara. Banyak harapan yang mereka gantungkan di pundakku. Hidupku yang sederhana tak membuatku goyah menggapai asa.
2005 -2006
Dari sinilah ceritaku dimulai. Saat itu ayahku mengalami PHK. Bersamaan dengan itu, ibuku melahirkan adikku yang kedua. Itu adalah hal yang membuat cerita tentang jerih payah tercipta. Saat itu aku dan orang tuaku masih tinggal di rumah nenek karena ayah tak bekerja. Makanan dari nenek untuk merajut kehidupan tidak bisa kami andalkan. Namun bisa dibilang nenek tak ingin mendengar kata PHK dalam hidupnya. Kami diusir olehnya.
Hanya beralaskan sandal jepit, ibu dan ayah menggendong aku dan adikku yang saat itu masih berusia 2 bulan. Kami menyusuri setiap jalan untuk menemukan rumah dengan sewa murah. Sesampainya di satu tempat, kami duduk di teras rumah tua menghapus rasa lelah yang menggerogoti kaki. Tempat itu bagaikan pohon rindang yang melindungi dari sengatan mentari. Pemilik rumah itu bercakap-cakap dengan ayah dan ibuku. Entah apa yang mereka diskusikan. Dengan guratan senyum di wajah ayah, dia berkata pada diriku, “Kita akan membangun gubuk kecil di depan rumah ini”.
Akhirnya kami tinggal di gubuk kecil itu. Ayahku mencoba menjual kerupuk dan tahu. Hasil penjualan kerupuk hanya dua puluh ribu per hari. Hanya mi instan dan nasi hangat yang bisa ayah beli untuk aku, ibuku dan adikku untuk mengganjal perut yang lapar. Baru dua bulan kami tinggal di gubuk kecil itu, terdengar kabar yang cukup membuatku merasa gundah. “Rumah ini akan dijual, Bu, kita harus cari sewa rumah yang lain,” kata ayah dengan peluh yang membasahi raut wajahnya.
Ibu mulai mengemas barang-barang, dan kami beranjak pergi. Ayah mendapat sewa rumah di salah satu desa. Meskipun rumahnya sederhana, aku bersyukur masih bisa berteduh dari panasnya terik matahari dan dinginnya angin yang berhembus. Tak lama kemudian ayah mendapat pekerjaan sebagai kuli dari salah satu temannya.
2007-2009
Dengan gembira aku mendengar jika aku akan masuk ke TK. Mungkin itu hal yang biasa bagi sebagian orang. Pada saat bersamaan, ibu melahirkan adikku yang ketiga di rumah sakit. Sekitar pukul 07.00 WIB terdengar tangisan bayi yang saling bersahutan. Rupanya ibu melahirkan kembar. Namun sayangnya salah satu adikku meninggal dunia.
Sementara itu himpitan biaya yang terus menghantui kami. Aku harus berhenti sekolah. Selanjutnya kami diusir karena tak sanggup membayar sewa rumah. Ayah dan aku berjalan mencari rumah kontrakan baru. Kaki kecilku yang lelah membuat diriku ingin sekali rasanya istirahat sejenak. Namun jika melihat langkah kaki ayah yang kuat aku juga harus kuat. Bahagianya aku ketika menemukan rumah kontrakan yang baru. Sore harinya kami pindah.
Tak terasa usiaku sudah 6 tahun dan tibalah saat dimana penerimaan siswa sekolah dasar dibuka. Sayangnya ayah saat itu sedang tidak ada uang. Saat aku sedang bermain dengan temanku terdengar bisik-bisik orang lain menghinaku. Mereka selalu mengatakan, “Kau tak akan bisa bersekolah, lihatlah ayahmu hanya seorang buruh bangunan. Kau bahkan sangat kurus seperti anak yang kurang gizi”. Mendengar hinaan itu aku berlari pulang dan memeluk ibu. Pikiranku melayang dan bergumam dalam hati “Mengapa aku terlahir sebagai orang miskin?”.
2010-2012
Ayah pulang bekerja dan mengajakku ke salah satu toko buku dan alat tulis. Aku sangat terkejut. “Ayo kita membeli buku dan sepatu. Besok kamu mau masuk sekolah”. Aku tidak percaya dan aku pun bertanya padanya, “Memangnya ayah punya uang? Apakah uangnya cukup untuk aku bersekolah?” suara lembut ayah menusuk jiwaku yang putus asa”.
“Kita ini memang orang miskin,tetapi bagi ayah pendidikan tetap nomor satu. Ayah tidak ingin anak ayah menjadi manusia yang payah”. Rasa bahagia dan bangga tercipta saat aku membonceng ayah dengan sepeda bututnya.
2013
Saat usiaku 10 tahun ketika aku sedang duduk di dahan pohon belimbing depan kontrakan, aku melihat banyak orang bergerombol mengangkat orang yang kukenal menuju rumah. Aku tak kuasa menahan air mata saat mengetahui itu ayahku. Rupanya ayah terjatuh dari genting salah satu sekolah yang ia perbaiki. Panggul ayah mengalami cedera serius. Kupeluk ayah dan berkata “Ayah jangan tinggalkan kami!”. Aku sangat takut akan kehilangan pahlawan hebat yang kusebut Ayah. Ayah menangis dan memelukku “Jangan takut nak, Ayah akan selalu ada untuk kau, ibu, dan adik-adikmu”.
Ibu tak punya pekerjaan untuk kami bertahan, makan hanya mengandalkan bantuan dari warga sekitar. Uang untuk biaya ayah kontrol pun ibu tak punya, sebagai anak pertama aku tak bisa apa-apa, sepulang sekolah aku mencoba mengajak adikku untuk mencari barang bekas supaya kami bisa membeli mi instan. Uang santunan dari kepala sekolah ibu gunakan untuk berobat ayah. Alhamdulilah satu tahun usaha itu tidak sia-sia. Ayah sembuh dan bisa berjalan kembali.
2014-2017
Ucapan “Alhamdulillah!”, seketika mengisi ruangan hening yang semula penuh air mata. Aku memeluk ayah dengan penuh rasa bangga karena ayah tak pernah putus asa. Ayah kembali sehat dan kembali mendapat pekerjaan. Satu persatu adikku masuk ke bangku sekolah. Aku dan adik-adikku selalu mendapat peringkat pertama di sekolah. Itu adalah kado terindah yang kuberikan pada ayah dan ibu. Sementara itu, ibu kembali melahirkan anak yang ke 7. Berkah dan kebahagiaan seketika menyelimuti kehidupan keluargaku. Aku bisa melanjutkan sekolah menengah pertama. Prestasi kambali kuukir di bangku sekolah menengah pertama. Aku selalu mendapat peringkat di sekolah bahkan mendapat hadiah dari guru. Nenekku yang acuh berangsur menjadi orang yang baik. Beliau bahkan membuatkan rumah untuk kami. Biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk sewa rumah, ayah putar menjadi biaya untuk usaha sehingga ayah bisa membeli motor bekas untuk bekerja.
2019-2022
Tangga pendidikan yang ketiga akan kumulai. Pendaftaran peserta didik baru sekolah menengah atas telah dibuka. Rasa bimbang muncul dalam benakku dimana aku harus memilih salah satu di antara dua pilihan sulit. Aku harus di sekolah kejuruan yang langsung bisa bekerja atau sekolah menengah atas. Ayah dan ibu meyakinkan aku untuk jangan takut menggapai cita-cita. Aku bahkan takut tak bisa melanjutkan sekolah menengah atas. Akhirnya aku mendaftar sekolah menengah atas dan diantarkan ayah. Sayangnya aku tidak diterima di sekolah menengah atas pilihanku karena terhambat sistem zonasi. Ayah mengajakku ke sekolah yang letaknya cukup terpencil. Entah bagaimana nasibku jika aku sekolah di situ karena kendaraan umum sangat jarang.
Setiap pagi ayah harus antar jemput. Motor yang kami kendarai sering mengalami mogok, maklum motor tua. Akhirnya bantuan PKH dan KIP dari pemerintah meluncur ke keluarga kami. Kehidupan kami tertolong. Adikku yang kedua lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan sekolah menengah atas yang sama denganku. Aku dan adik-adikku terus berusaha mengukir prestasi di sekolah, Adikku mendapat peringkat kelas aku pun begitu.
Hingga pada akhirnya pandemi pun melanda. Betapa sulitnya mencari pundi- pundi rupiah bagi ayah. Aku juga ingin membantu ekonomi ayah dengan membuka tempat belajar untuk anak yang ingin belajar membaca, menulis dan menghitung. Dengan bayaran lima puluh ribu per bulan, kutekuni dengan ikhlas. Alhasil aku bisa membantu membeli keperluan sehari-hari. Di sisi lain aku sangat bersyukur mempunyai orang tua yang sangat hebat. Ayah dan ibu tak pernah sedikit pun merasa putus asa menyekolahkan anak-anaknya. Beberapa usaha coba ditekuni. Namun keadaan ekonomi di dunia sedang tak stabil. Hasilnya? usaha yang coba dirintis selalu gagal.
Ayah kembali menjalani pekerjaannya sebagai buruh bangunan, hutang bertaburan dimana-mana. Cacian satu persatu mengalir dari telingaku mengitari kepala. Hinaan yang sering kudengar adalah ayah dan ibu pura-pura kuat menyekolahkan banyak. Aku selalu berusaha menguatkan diriku yang jiwa semangatnya mulai keropos digerus kata hinaan. Bukankah Tuhan telah mengatur rezeki setiap makhluknya? Ya itu adalah pertanyaan yang kujadikan tombak untuk terus melangkah tanpa takut gagal. Rezeki bagi ayah dan ibu sudah diatur oleh Tuhan. Aku yakin itu.
Aku tak mau diam dan berkarat saat pandemi melanda. Aku mencoba untuk ikut beberapa kompetisi online dengan harapan bisa menumbuhkan semangatku. Dari beberapa lomba ada yang berhasil ada yang tidak. Namanya juga sudah usaha apa salahnya? Aku mencoba kembali ikut salah satu kompetisi dan hasilnya cukup mengejutkan. Rasanya seperti terbangun dari mimpi buruk. Aku mendapatkan medali emas pada ajang SociologyCompetitiontingkat nasional. Kabar bahagia itu kukatakan pada ayah dan ibu. Mereka sangat bangga mendengarnya terlihat guratan senyum di wajah mereka.
Aku tak memberi tahu ayah dan ibu bahwa medali itu ada biaya pengiriman yang cukup mahal. Ayah sedang menganggur dan ibu tak punya penghasilan. Kami hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Akhirnya kuberanikan diri untuk mengirim pesan WhatsApp kepada salah satu guruku. Aku bersyukur beliau mau membantuku membayar medali tersebut. Saat aku sudah punya uang aku berencana untuk mengembalikan uang tersebut namun dia tak mau. Sungguh mulia hati seorang guru. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu mengingat semua kebaikan orang lain.
Di setiap doa-doa yang kupanjatkan aku ingin diterima di kampus impianku. Aku ingin mendapat bidikmisi sebagai jembatan penghubung antara cita-cita dan kesuksesan. Aku juga berharap bisa menjadi anak sekaligus kakak yang baik. Aku bahagia terlahir ke dunia ini dengan cerita yang sedikit berbumbu dan berliku-liku. Meskipun rasanya aku anak yang baru lahir ke dunia, namun 18 tahun aku hidup di dunia mengajarkan banyak arti kehidupan. Aku bangga mempunyai ayah dan ibu yang sangat hebat dan kuat. Mereka banyak memberi kekuatan. Kini harapan ayah, ibu dan adik-adikku bergantung di kedua pundakku. Berharap bisa menjadikan kehidupan kami menjadi lebih baik. Semoga.
Bagus bangettt, semoga inspirasi ini bisa membuatmu semangat buat raih cita citamu yaa♡♡♡
Terima kasih kaka❤️❤️❤️kakak juga semangat terus ya💪💪
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Bagus Banget semoga Inspirasi ini membuat bangga kedua orang tua dan semoga jadi Anak yang berbakti kepada kedua orang tua 🤲
Ceritanya menyentuh sekali, semangat terus adik💪
Terima kasih kak🔥🔥❤️
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk meraih kesuksesan. Lingkungan sekitar cukup berperan penting dalam pengembangan manusia, cerita dari annisa putri nabila sebagai bukti bahwa siswa yang bukan dari keluarga yang bergelimang hartapun mampu meraih kesuksesannya dengan memenangi beberapa lomba.
Dengan niat, tekad dan semangat yang membara niscaya hasil tidak adanya menghianati proses 🙂
Terima kasih kak❤️❤️kakak juga selalu semangat ya kak 💪
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh tetap semangat dan optimis dalam belajar ya semoga jadi Anak yang berbakti kepada orang tua
Terima kasih kak❤️❤️kakak juga semangat ya
Semoga juara ya Annisa, semangat
Aamiin Bu terima kasih ibu❤️❤️
Semangat sayang, semoga juara ❤
kerennn bngtttttt, semangat ♡♡♡
Alhamdulillah terima kasih kakak❤️❤️
Terus semangat ya nis, jangan menyerah dan jangan mau kalah dengan keadaan
Terima kasih Bu❤️❤️
Semangat terus memperjuangkan impian ya. Kamu hebat dan kuat, semoga Allah selalu memudahkan proses hidupmu. Salam untuk Ayah Ibu ya, bahagia selalu..
Aamiin,terima kasih kak❤️❤️🥰
Wah parah keren banget si ini ceritanya 🤩
aku sampai terharu baca cerita ini,sangat memotivasi, semangat kak selalu optimis yaa ❤️❤️
Terima kasih ya,i love you ❤️❤️
Tetap semangat yah Adhek smoga apa yg menjadi keinginanmu smoga terwujud semua🤲
Aamiin…terima kasih kak ❤️
Tetap semangat annisa, ceritanya sangat menginspirasi untuk generasi penerusmu agar tidak putus asa dalam menjalani kehidupan
Terima kasih pak🥰❤️
Terharu bgttt baca ceritanya, sangat menginspirasi
Semangatt sayang, semoga juaraa ❤❤
Terima kasih kak,aamiin❤️❤️🥰
Sangat menginspirasi bngt generasi milenial z harus mencontoh dari sisi kegigihan kak Anisa❤️
Mantep sih aku terinspirasi bngt smoga dapet scholarship ya ka
Terima kasih 🥰
Keren niss hebat kamuu, terharu aku baca ceritanya sukses terus Anissa❤️
Terima kasih kak Yul,aamiin 🥰
Keren banget bestiii, ceritanya bagus banget sukses terus Anissa❤️
Good Job Anissa. Lanjutkan Karyamu
Terima kasih ya🥰🥰
Ceritanya sangat menarik dan inspiratif, semoga sukses dan menjadi juara, terus semangat kejar vitae mu..
Terima kasih kak, Aamiin 🔥🥰
Semangat yuhuuu ,, Ganbate ,, Hamasah ,,,
Terima kasih kak🥰🥰
Semangat terus Anissa😁💪
Percaya bahwa semua kesulitan yg kamu hadapi pasti ada kabahagiaan yg akan allah berikan yg penting sllu sabar dan sayangi ayah dan ibumu✨
SEMANGAT 🤝
Terima kasih kak,pasti akan selalu semangat kakak juga semangat terus ya 🥰🥰
Cerita ini sangat menginspirasi banyak orang untuk tetap semangat menggapai mimpi meski terhalang ekonomi.
🥰🥰🔥💪
Tetap semangat yah nis 😊😊
Siap terima kasih 💪💪❤️❤️
Keren ceritanya Nisa, Semua orang punya masa sulitnya masing masing. Kita harus bersyukur dalam keadaan apapun keadaan kita, berjuang dan serahkan ke allah swt yang maha pemilik semesta. Karena semua sudah diberikan jalannya.
❤️💪🥰
Bismillah, Mashaa Allah. Tetap semangat yaa, semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi untuk kamu dan orang lain tentunya. Dan semoga apa yang kamu cita-citakan bisa tercapai. ❤️
Alhamdulillah terima kasih ya kak
Aamiin 🥰🥰
Semangaat, jangan mudah putus asa, tetap optimis kamu pasti bisa 💪💪
Siap kak, terima kasih 🥰
Semangatt teruss Annisa 😍
Terima kasih kak Dini 🥰🥰❤️
Semoga ceritanya bisa menginspirasi banyak orang yang menyerah sebelum berjuang bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya,dan semangat terus buat mba putri
Alhamdulillah,aamiin terima kasih banyak Aliah🥰🥰❤️
Semangat terus ya kak Annisa Putri💪💪💪
Tiada usaha yang mengkhianati hasil.
Yakin dan percaya setiap datang kesulitan pasti datang pula kemudahan.
Bismillah sukses selalu buat Kak Annisa Putri
Aamiiin
Aamiin,terima kasih banyak kak atas doa dan suportnya 🥰🥰❤️
Sangat menginspirasi put😍semangat teruss yaaa🥰 jangan menyerah 💪🏻
Terima kasih 🥰🥰
Keren banget ceritanya
Sangat menginspirasi,semoga menang ma🤩🤩😍
Bagus banget ka ceritanya aku terharu banget bacanya, semangat selalu ka semoga cita-cita kakak tercapai.🙂🥰🥰😊
Inspiratif sekali… mantap….
Kembangkan terus bakat anda. Semoga sukses selalu….
Aamiin terima kasih banyak ❤️❤️🥰
Semoga cerita ini bisa menginspirasi orang lain semangat Anisa ❤️
Terima kasih kak Hana❤️❤️
Terharu bgt🤧gk nyangka dibalik cekikak cekikik kamu ternyata ada kisah yg menyentuh..bangga bgt pokoknya❤️semoga apa yg menjadi harapanmu bisa terwujud,saya yakin itu..
Aamiin terima kasih kak Azmi❤️❤️
Mashaallah bagus dan menginspirasi sekali ceritanya❤️semangat yh💪bangga bgt bisa knl kamu❤️semoga semua harapanmu bisa tercapai aamiin🤲
Semangatttt tanpa henti yah,,,, gak kuat baca nya masya Allah , begitu nikmat nya perjalanan hidup
Tetap semangatttt yah,, baca cerita nya sampai gak kuat air mata ini,, jangan pantang menyerah yah,, belajar dari kegigihan orang tua mu
Siap kak terima kasih atas suportnya 🥰❤️
Terus semangat tuk menggapai cita-citamu……. Yakinlah kamu bs melewati semua keadaan sulit ini….. Ada bahagia menanti di depanmu…..
Amiin ,Terima kasih Bu atas suportnya ❤️❤️
Tetap semangat untuk meraih cita-citamu….. Yakinlah kamu bisa dan kuat dalam melalui kesulitan yang ada saat ini untuk menjemput kebahagian yang ada di depanmu…. Teruslah melangkah maju…..
Semoga Juara ya nis
semangatt teruss niss me proud of you