Milenianews.com, Bogor– Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University memulai langkah awal replikasi program “Kenclengisasi” infak rumah tangga di Desa Purwabakti dan Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Program ini merupakan kolaborasi antara IPB University, Yayasan Hutan Wakaf Bogor, Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas), dan Muslims for Shared Action on Climate Impact (Mosaic), yang juga melibatkan para kepala desa, perangkat, dan kader lokal. Tujuannya adalah membentuk ekosistem infak desa yang partisipatif, akuntabel, dan berkelanjutan.
“Ekonomi syariah bukan sekadar teori ruang kelas. Kenclengisasi ini adalah bukti nyata bahwa infak yang terkumpul dari rumah ke rumah bisa menjadi kekuatan ekonomi desa, tumbuh dari bawah, bernilai sosial, dan berdampak langsung,” ujar Dr. Khalifah M Ali, ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB University.
Baca Juga : Rektor IPB University Beri Pesan Inspiratif untuk Jatayu Harsakala: Mahasiswa Harus Jadi Pemimpin Perubahan
Ia menegaskan bahwa program ini sekaligus menjadi wadah pengabdian dan riset lapangan mahasiswa dan dosen IPB University. Ketua Mosaic Indonesia, Nur Hasan Murtiaji, menambahkan bahwa kenclengisasi juga punya potensi sebagai solusi iklim seperti pendanaan panel surya untuk irigasi desa.
Kenclengisasi adalah skema sederhana namun kuat. Tiap rumah diberi dua celengan yang digilir bulanan oleh kolektor desa. Dana yang terkumpul digunakan untuk kebutuhan sosial seperti bantuan fakir miskin, pendidikan, hingga pinjaman tanpa bunga bagi pelaku usaha mikro.
Menurut Dr. Muhammad Hasbi Zaenal, direktur Puskas Baznas, sistem ini terbukti sukses di 258 desa di Ciamis dan telah menghimpun lebih dari Rp22 miliar per tahun. Kini, dua desa di Bogor menjadi prototipe replikasi nasional untuk penguatan zakat komunitas dari akar rumput. Ekonomi syariah, infak, dan iklim, semuanya bertemu dalam gerakan kecil dari desa ini.








