Milenianews.com, Trenggalek– Di sudut pelataran Masjid Al Huda yang sederhana, Desa Sumberingin, Kecamatan Karangan, Trenggalek, Jawa Timur, denting tawa dan bisikan doa bercampur menjadi satu. Bukan tanpa alasan, pagi itu, Minggu (22/6/2025), 30 pasang mata polos menatap penuh harap, siap menunaikan salah satu kewajiban agung dalam Islam: khitan.
Namun, bagi mereka, khitan ini lebih dari sekadar syariat. Ini adalah anugerah, sebuah uluran tangan dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melalui program Khitan Berkah Gratis, yang hadir bagai embun penyejuk di tengah keterbatasan.
Wajah-wajah lugu itu menunjukkan beragam ekspresi: ada yang sedikit cemas, namun lebih banyak yang memancarkan binar kebahagiaan.
Mereka adalah anak-anak dari keluarga prasejahtera, yang selama ini mungkin hanya bisa memimpikan proses khitan yang layak dan aman. Hari itu, impian itu menjadi nyata berkat kolaborasi tulus antara BMH dan takmir Masjid Al Huda, yang bersama-sama menciptakan ruang kebaikan ini.
Setelah melewati prosesi khitan yang ditangani tenaga medis profesional dengan penuh kasih, momen haru itu tiba.
Lega dan Bahagia
Bukan hanya rasa lega yang terpancar, namun juga kebahagiaan yang membuncah saat setiap anak menerima uang saku dan bingkisan spesial. Bukan seberapa besar nilainya, namun sentuhan kecil ini adalah pengakuan, sebuah pesan bahwa mereka berharga, dicintai, dan diperhatikan.
Salah satu dari mereka adalah Rochmad Syahrul Mubarok. Dengan mata berbinar dan senyum yang tak bisa disembunyikan, Rochmad berbagi kisahnya yang polos.
“Awalnya deg-degan, tapi setelah selesai ternyata tidak terlalu sakit. Apalagi dapat hadiah, saya senang sekali. Terima kasih, BMH dan Masjid Al Huda,” tuturnya, suaranya dipenuhi rasa syukur yang mendalam.
Kata-kata sederhana Rochmad mampu mengetuk hati, mengingatkan kita betapa berharganya setiap kebaikan bagi mereka yang membutuhkan.
Bapak Abdul Aziz, perwakilan Masjid Al Huda, tak mampu menyembunyikan keharuannya. “Kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Banyak warga yang terbantu, dan kegiatan seperti ini sangat dinanti tiap tahunnya,” ujarnya.
Ucapan ini menjadi cerminan nyata dari dampak yang dihasilkan, betapa besar harapan masyarakat terhadap program-program kemanusiaan seperti ini.

Penanaman Nilai Keberanian
Imam Muslim, kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, menegaskan esensi dari kegiatan ini. “Khitan bukan hanya kewajiban, tapi juga momentum untuk menanamkan nilai keberanian, syukur, dan kebersamaan. Kami ingin anak-anak merasa dicintai dan diperhatikan, khususnya mereka yang tinggal di pelosok,” kata Imam Muslim.
Pernyataannya menggarisbawahi bahwa program ini bukan sekadar layanan medis, melainkan sebuah investasi emosional dan spiritual yang menumbuhkan tunas-tunas kebaikan di masa depan.
Saat matahari mulai bergeser, anak-anak pulang dengan langkah ringan, hati penuh sukacita, dan senyum yang tak pudar. Di genggaman mereka, ada bingkisan dan uang saku. Namun lebih dari itu, di dalam hati mereka, tertanam benih-benih harapan dan rasa dicintai. Para orang tua, dengan mata berkaca-kaca, melambai haru, mengucap syukur tak henti atas uluran tangan yang meringankan beban mereka.
Program Khitan Berkah Gratis ini bukan hanya tentang membebaskan anak-anak dari biaya dan rasa sakit, tetapi juga tentang memberikan martabat, menumbuhkan senyum di tengah keterbatasan, dan menyalakan kembali harapan di pelosok negeri.
“BMH berkomitmen untuk terus menyapa anak-anak Indonesia dengan cinta dan keberkahan, memastikan bahwa setiap senyum yang terpancar adalah bukti nyata dari indahnya berbagi,” tutup Muslim.