Mata Akademisi, Milenianews.com – Di tengah arus globalisasi yang kian pesat, kita tak asing lagi menjumpai umat Islam yang menjalani kehidupan keagamaan sebatas warisan budaya semata. Agama diwarisi dari orang tua, tetapi tidak sepenuhnya dipahami atau dihidupkan secara utuh dalam kehidupan sehari-hari. Islam menjadi simbol identitas yang bersifat turun-temurun, bukan sebagai panduan hidup yang transformatif. Dalam konteks inilah, pemikiran teologi Muhammad Abduh, seorang cendekiawan dan reformis Islam terkemuka, hadir membawa tawaran pemahaman yang lebih esensial terhadap ajaran Islam, khususnya dalam memaknai tauhid, peran akal, dan pentingnya pembaruan sosial.
Baca juga: Konflik dan Ketegangan Sunni–Syiah: Identitas, Politik, dan Jalan Menuju Rekonsiliasi
Muhammad Abduh mengajarkan Tauhid yang aktif dan menyeluruh
Muhammad Abduh merupakan pemikir besar Islam pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Gagasannya tentang teologi Islam yang progresif dan rasional memberikan warna baru dalam pemahaman keagamaan. Bagi Abduh, tauhid bukan sekadar pengakuan lisan atas keesaan Tuhan. Ia adalah keyakinan aktif yang harus tercermin dalam etika, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Tauhid yang sejati, menurutnya, menuntut kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam semua aspek kehidupan. Tidak hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam interaksi sosial, pendidikan, dan perilaku sehari-hari.
Pemikiran Abduh menekankan pentingnya akal dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam. Ia menentang praktik taklid buta yang menjadikan agama sebagai doktrin tanpa pemahaman, dan mendorong umat Islam untuk melakukan ijtihad, yakni upaya pemikiran kritis dalam menafsirkan dan mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan konteks zaman. Dengan pendekatan ini, Islam tidak lagi dipahami sebagai sistem nilai yang statis, melainkan dinamis dan mampu menjawab tantangan zaman.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan kompleks, Abduh mengingatkan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjadi agen perubahan. Identitas keislaman tidak cukup diwujudkan dalam simbol dan atribut luar, tetapi harus tercermin dalam tindakan nyata yang mencerminkan prinsip-prinsip tauhid: kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kepedulian sosial. Ajaran tauhid, dalam pandangan Abduh, adalah fondasi dari semua nilai tersebut.
Pemikiran teologi Abduh juga menegaskan pentingnya pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Islam menurutnya, harus menjadi kekuatan pendorong bagi terciptanya masyarakat yang adil, beradab, dan berdaya saing, bukan menjadi penghambat kemajuan. Seruan ini sangat relevan di tengah kondisi umat yang masih menghadapi tantangan besar seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, dan konflik identitas.
Pemikiran Abduh sering direduksi menjadi simbol, bukan substansi
Sayangnya, warisan pemikiran Abduh tak jarang direduksi menjadi slogan atau sekadar simbol akademik. Padahal, di balik itu, terdapat ajakan mendalam untuk menumbuhkan kesadaran kolektif akan makna Islam sebagai jalan hidup yang menyeluruh. Alih-alih menekankan eksklusivitas identitas, Abduh justru mengajak umat Islam untuk menjadikan tauhid sebagai kekuatan etis universal yang melampaui batas kelompok, budaya, dan bangsa.
Dengan demikian, relevansi pemikiran teologi Muhammad Abduh di era kontemporer terletak pada kemampuannya menyelaraskan ajaran Islam yang otentik dengan dinamika zaman modern. Tauhid yang aktif, penggunaan akal dalam memahami agama, serta semangat reformasi sosial menjadi tiga pilar utama. Pilar-pilar ini tidak hanya memperkuat identitas keislaman, tetapi juga memperkaya kontribusi umat Islam bagi peradaban dunia. Islam tidak berhenti pada tataran simbolik. Ia hadir sebagai nilai hidup yang nyata dan memberi arah bagi kemanusiaan yang lebih adil dan bermartabat.
Penulis: Istiqomah, Dosen serta Fatimah, Shofiya Afidatina, Ramadhani Zen, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.