Milenianews.com, Depok – Program Studi (Prodi) HES (Hukum Ekonomi Syariah) STEI STEI Depok mengundang praktisi media untuk menjadi dosen tamu pada mata kuliah Komunikasi Dakwah yang diadakan di kampus STEI SEBI Depok, Jumat (9/6).
“Kuliah tamu ini bertujuan membekali para mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah STEI SEBI angkatan tahun 2020/2021 agar memiliki skill di bidang penulisan dan jurnalisme dakwah,” kata Dr Lutfi Zulkarnain, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Dakwah.
Baca juga : AYPI-Fajar Hidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik untuk Guru Se-Sumatera Barat
Ia menambahkan, dalam kesempatan kali ini, Prodi HES STEI SEBI megundang Irwan Kelana, Redaktur Senior portal Milenianews.com sebagai narasumber.
“Ustaz Irwan Kelana adalah jurnalis Muslim dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Ia cocok sekali menjadi dosen tamu Kuliah Komunikasi Dakwah tersebut,” ujarnya.
Lutfi juga mengemukakan, narasumber diharapkan menyampakan materi pengenalan Jurnalisme Dakwah. Yakni, memperkenalkan peserta (mahasiswa) pelatihan dengan konsep jurnalisme dakwah, termasuk tujuan, prinsip, dan nilai-nilai yang mendasarinya.
“Juga menjelaskan pentingnya jurnalisme dakwah dalam menyebarkan pesan-pesan agama secara efektif dan positif,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Irwan Kelana mengemukakan tujuan dakwah. Antara lain, menyampaikan kebenaran Islam, mendakwahkan Islam kepada masyarakat dunia, mengajak orang kepada kebaikan, serta menyebarkan keindahan ajaran Islam dalam bentuk perilaku umatnya.
“Perilaku Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam keseharian kepada keluarganya maupun orang lain merupakan hal yang sangat menginspirasi. Misalnya, Rasulullah minum dari gelas yang sama yang digunakan oleh istri beliau, Siti Aisyah. Bahasa sekarang: segelas berdua. Ini merupakan hal yang sangat romantis,” kata Irwan Kelana, jurnalis yang juga dikenal secara nasional sebagai cerpenis dan novelis ini.
Ia lalu menyebutkan contoh-contoh lainnya. Termasuk kisah blusukan Khalifah Umar bin Khattab, dan kejujuran seorang pemilik kambing yang minta pemilik kebun untuk menghalalkan rumput yang dimakan oleh ternaknya.
“Dari para sosok yang menginspirasi itu lahirlah tokoh-tokoh besar Islam, seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Said Nursi. Hal-hal seperti ini perlu kita komunikasikan, kita kabarkan kepada masyarakat dunia, antara lain melalui jurnalisme dakwah,” paparnya.
Ia menyebutkan, dakwah tersebut bisa dalam bentuk lisan, maupun tulisan (sajak/puisi, ceria pendek, novel, esai, artikel, tulisan utuh baik fiksi maupun nonfiksi. Adapun media dakwah bisa berupa kaset, CD, media massa mainstream, internet dan media sosial (FB, IG, WA, Tik Tok, Website, netizen, paltform), buku, lagu, dan film.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jurnalisme dakwah adalah praktik atau aktivitas peliputan, penulisan, pengeditan, dan publikasi berita, artikel, atau featurer berisi pesan dakwah melalui media massa. Dakwah secara bahasa artinya ajakan, panggilan, seruan, atau imbauan. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan dakwah sebagai berikut: penyiaran, propaganda; penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat; dan seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama (Islam).
Baca juga : Gaungkan Literasi Zakat, Forum Jurnalis Zakat Sulsel Terbentuk di Makassar
Pesan dakwah mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dalam perspektif Islam –beriman dan beramal salih; mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (‘amar ma’ruf nahyi munkar).
“Dan hendaklah ada di antara kamu, umat yang menyeru (berdakwah) kepada kebaikan, menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang perbuatan salah atau kemungkaran. Mereka itulah orang yang beruntung”. (QS Ali Imran: 104).
Prinsip Jurnalisme Dakwah

Irwan menegaskan, salah satu prinsip jurnalisme dakwah: “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil”. (QS Al-Maidah: 8).
Ia juga menekankan pentingnya cover booth (memberi ruang yang adil terhadap dua atau lebih pihak yang berseteru/ berseberangan). Tidak kalah pentingnya adalah konfirmasi kepada narasumber dalam menulis berita.
“Luruskan niat. Jurnalisme dakwah harus dengan cara yang benar. Kebenaran harus disampaikan dengan cara yang benar,” ujarnya.
Irwan mengatakan, jurnalisme dakwah sangat perlu untuk membantu umat. Ia mencontohkan pengalamannya meliput sebuah sekolah madrasah yang sudah hampir roboh. Begitu diberitakan di media, beberapa pihak langsung tergerak untuk merenovasi sekolah tersebut.
Contoh lainnya, ada seorang murid SMA yang pintar, namun kesulitan biaya. Setelah diberitakan, banyak orang yang berlomba-lomba untuk membantunya. Akhirnya remaja tersebut kuliah di Nanyang University Singapura.
Baca juga : HPN 2023, IZI Sulsel Bincang Literasi Zakat Bareng Jurnalis Makassar
Sejumlah orang membantunya untuk keperluan biayanya: berupa deposit, laptop, dan pakaian lengkap dari sepatu sampai jas. Kini ia sudah jadi doktor dan bekerja di Swiss.
“Inilah dahsyatnya pengaruh media. Satu berita bisa membuat sekolah yang sudah hampir roboh bisa berdiri kokoh kembali. Satu berita pula bisa membuat seorang pemuda kurang mampu bisa kuliah sampai ke luar negeri,” kata Irwan.
Jejak-jejak Dakwah
Irwan juga menyinggung jejak dakwah sejumlah tokoh mulai dari zaman Belanda sampai saat ini. Mulai dari Buya HAMKA yang merupakan ulama, wartawan dan sastrawan, dan selama hidupnya menerbitkan sekitar 120 judul buku (tawauf, sejarah Islam, tafsir, hingga roman).
Kemudian, KH Zainuddin MZ yang berdakwah melalui kaset dan radio. Llau, KH Abdullah Gymnastiar, Ustadz Arifin Ilham, Ustaz Yusuf Mansur, Prof. Didin Hafiduddin dan lain-lain yang berdakwah melalui CD, TV, radio, koran, TV, buku dan sosmed.
Setelah itu, Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Khalid Basalamah dan lain-lain, yang berdakwah antara lain melalui sosmed (Facebook, Instagram) dan buku. Kemudian, Habiburrahman El-Shirazy, Ahmad Fuadi, Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia dan para penulis lainnya yang berdakwah melalui buku, musik, film, teater, sosmed dan lain-lain.
“Mereka semuanya sudah memberikan jejak-jejak dakwah untuk umat. Sekarang giliran saya dan Anda. Mari kita berdakwah melalui berbagai cara/media, sesuai kemampuan dan minat kita masing-masing. Dan teruslah berdakwah, apapun bidang yang kita tekuni hari ini, dan nanti,” tuturnya.
Inspirasi Dakwah
Di sesi akhir Kuliah Umumnya, Irwan mengutip sejumlah inspirasi dakwah. Baik dari Alquran, Hadits, budayawan, hingga tokoh ulama dan sastrawan Muslim terkemuka.
“Pantun Minangkabau di buku Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk: Karatau madang di hulu, babuoh babungo alun, merantau bujang dahulu, di rumah baguna balun,” kata Irwan.
Nasihat Imam Syafii:
“Hayataul fata wallahi bil’ilmi wattuqo, idza lam yakuna la’tibaro lidzaitihi. Kehidupan seorang pemuda hendaklah dilengkapi 2 bekal: ilmu dan takwa. Tanpa ada kedunya, tidak berartilah kehidupannya”
Lagu Melayu Deli: “Sepandai-pandai tupai melompat, ada kalanya jatuh ke tanah, siapa pandai jujur dna cepat, orang pun kasih walau di mana”
Sajak Muhammad Iqbal: “Bangunlah pribadimu demikian hebat dan jayaya. Sehingga sebelum Tuhan menentukan takdirnya buatmu, sudilah Dia bermusyawarat dengan kau dahulu, apakah kehendakmu yang sebenarnya”
QS Fushhilat ayat 30-33
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (ayat 30).
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”. (ayat 31).
“Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (ayat 32).
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (ayat 33).
QS Adh-Dhuha ayat 9-11
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang”. (ayat 9).
“Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya”. (ayat 10).
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”. (ayat 11).
QS Al-Insyirah: ayat 5-7
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan”. (ayat 5).
“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan”. (ayat 6).
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”. (ayat 7).
“Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”. (ayat 8).
Baca juga : Doa Menuntut Ilmu Agar Mendapat Keberkahan
Doa Nabi tiap pagi dan sore (Alluma inni ‘adzuku bika minal kasali ma suil kubari). “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kesengsaraan di hari tua”.
“Bermimpilah saat engkau terjaga. Lakukan riyadhah dan doa semaksimal mungkin. Buatlah Catatan Hidupmu (Kejar berbagai prestasi. Termasuk tahfidz quran. Berdakwah melalui berbagai media dan platform),” ujar Irwan Kelana.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.