Mahasiswa FEB UIII Siap Bawa Program Maggot ke Tingkat Internasional

Asosiasi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (EcoBiz), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) merintis kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat Sukses, antara lain membawa program maggot ke tingkat internasional. (Foto: Dok UIII)

Milenianews.com, Depok – Asosiasi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (EcoBiz), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) merintis kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat Sukses. EcoBiz siap memperkenalkan dan menyebarluaskan model-model ekonomi kreatif yang digagas Zakat Sukses ke kancah internasional. Salah satu program unik yang sangat layak dikembangkan adalah budidaya maggot.

Manajer Program LAZ Zakat Sukses. Muhammad Rizki Akbar, berharap budidaya maggot bisa diduplikasi di banyak tempat sehingga menjadi kegiatan produktif yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. “Budidaya maggot baru dimulai sejak 2022. Saat ini satu mustahik [penerima zakat] di kecamatan Cilodong sudah berhasil. Kita berharap, program ini bisa diduplikasi di kecamatan-kecamatan lain di Kota Depok untuk menciptakan masyarakat yang berdaya dan mengubah dari mustahik menjadi muzakki (pemberi zakat),” harap Rizki pekan lalu, di kantor Zakat Sukses, Depok.

Saba Ansari, anggota EcoBiz dari Pakistan, yang turut hadir melihat program ini, mengaku program ini layak dikembangkan dan disebarluaskan di negara-negara berkembang. “Ini program yang cukup bagus dan perlu dikembangkan karena dapat memberikan manfaat terhadap perekonomian masyarakat. Akan lebih menjanjikan bila ada pendampingan sehingga program berkelanjutan,” papar penerima beasiswa doktoral bidang ekonomi di FEB UIII ini.

Deputi Eksternal EcoBiz, Shellvy Lukito, menambahkan nilai strategis dari budidaya maggot karena nilai ekonomi yang dihasilkan. “Budidaya ini bisa memanfaatkan sampah organik yang umumnya dibuang percuma menjadi cuan”, katanya menambahkan.

Sebagai gambaran, data yang dirilis oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah yang dikumpulkan di 162 kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2022, berupa sisa makanan (40,9%), sampah plastic  (18,6%), sampah kayu/ranting/daun (13,5%),  kertas/karton (10,6%); dan sampah karet/kulit, kain, kaca, logam dan lainnya (16,4%).

Khusus di Depok, peningkatan sampah,  menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kota Depok pada tahun 2022, sekitar 1.000 ton per hari yang berasal dari sampah rumah tangga dan pasar tradisional di Kota Depok. “Hal ini menjadi persoalan serius karena bisa menimbulkan masalah sampingan baik lingkungan maupun kesehatan,” kata Shellvy.

Mengubah Sampah  Jadi Rupiah

Dengan budidaya maggot, sampah yang bermasalah bisa diubah menjadi rupiah. Maggot atau larva serangga harmetia illucens berasal dari lalat hitam (Black Soldier Fly) mengonsumsi sampah organik. Serangga ini tidak menyebabkan penyakit dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 40 – 48%. Maggot ini dapat dijadikan pakan unggas, ikan, bebek dan hewan lainnya.

Menurut OJK dan Asosiasi BSF Indonesia, potensi ekonomi peternakan maggot mencapai Rp 6,39 triliun per tahun dan mampu mengikat hingga 1,53 juta SDM. Total nilai potensi tersebut terdiri dari potensi budidaya maggo hidup Rp 1,28 triliun per tahun, pupuk cair maggot Rp 3,83 triliun per tahun, dan pupuk kandang maggot Rp 1,28 triliun per tahun.

Bersamaan dengan budidaya maggot, Zakat Sukses juga beternak ayam kampung mini. Hasil dari maggot selanjutnya menjadi menu dan pakan ayam, sehingga ayam-ayam tersebut menghasilkan telur dengan kualitas tinggi, per hari dapat menghasilkan 20 butir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *