Milenianews.com, Padang- Fajar Hidayah bersama Asosiasi Yayasan Pendidikan (AYPI) Sumatera Barat menyelenggarakan pelatihan jurnalistik untuk guru dan dosen seluruh Sumatra Barat. Pelatihan tersebut berlangsung di Aula Fajar Hidayah Padang Japang, VII Koto Talago Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Ahad (26/2/2023). Kegiatan ini digelar dengan dukungan berbagai pihak dalam peningkatan dan membangkitkan potensi guru dalam dunia literasi.
Dalam sambutannya Pendiri Yayasan Fajar Hidayah dan Ketum AYPI ASEAN dan H. Mirdas Eka Yora, Lc.,M.Si, saat ini masyarakat Indonesia dan dunia sudah memasuki era digitalisasi dan disrubtif yang ditandai dengan sangat derasnya arus informasi dan makin cepatnya perubahan. Kekuatan para guru sebagai soko guru dunia pendidikan sangat berpotensi besar dalam dunia penulisan. Dengan membangkitkan potensi yang dimiliki guru untuk berkiprah dalam dunia penulisan, maka akan menjadi kebangkitan dahsyat bagi peradaban.
“Apalagi daerah Sumatera Barat terkenal dengan banyak tokoh pemikir dan para penulis handal yang telah menjadi tokoh nasional bahkan dunia. Mereka memberi pengaruh besar bagi denyut kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Mirdas.
Ia menambahkan, apalagi Desa Padang Japang ini sudah punya tradisi keilmuan dan keulamaan sejak lama. “Tahun 1942 Bung Karno sengaja berkunjung ke Padang Japang setelah bebas dari penahanan di Bangka. Beliau mendapat wejangan lansung dari tokoh ulama Padang Japang, Syekh Abbas Abdullah. Di antara yang beliau titipkan adalah perlunya negara yang akan merdeka ini berdasarkan pada ketuhanan,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan ulama besar asal Sumbar, Buya Hamka yang tidak memilki pendidikan akademik formal namun bisa mencapai kedudukan terhormat di kalangan dunia intelektual sebagai rujukan ilmiah bahkan diakui di manca negara. “Sampai saat ini di IIUM Islamic International University Malaysia , karya beliau masih dijadikan bahan kajian oleh para mahasiswa untuk mendapatkan gelar Doktor atau S3,” kata Mirdas.
Momentum yang Tepat
Sambutan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota diwakili oleh Deni Hendri. “Kami angat mengapresiasi kegiatan yang sangat berarti ini dengan menghadirkan para nara sumber yang sangat kompeten, baik tataran nasional maupun lokal,” kata Deni Hendri.
Dari nasional diwakili oleh Irwan Kelana, redaktur senior Milenainews.com. Selain itu Dr.Djufri, wartawan senior dan penasehat PWI Sumbar. Juga Dr Muslim Tawakkal, tokoh AYPI Sumbar dan dosen Bung Hatta serta dai senior di Sumbar.
“Bagi para guru, pelatihan jurnalistik ini merupakan momentum yang tepat. Apalagi dalam Kurikulum Merdeka sekarang ini sangat ditekankan peningkatan kemampuan literasi melalui kemampuan berkiprah dalam dunia menulis,” ujar Deni.
Ia menambahkan, memang tulisan yang baik perlu kepiawaian dalam teknis menulis agar bisa diterima dengan baik oleh para pembaca. “Maka hari ini merupakan kesempatan emas bagi para guru buat menimba ilmu dan pengalaman dari para pakar baik tingkat nasional maupun provinsi Sumbar,” tuturnya.
Seminar tingkat Sumatra Barat ini dengan resmi dibuka oleh Kadis Pendidikan Kab 50 Kota yang diwakili Deni Hendri.
Wawasan dan Daya Nalar
Irwan Kelana memulai pemaparan materi pertama, mnjelaskan bahwa dunia menulis merupakan sebuah ajang untuk mengembangkan wawasan dan daya nalar bagi seorang guru. Dengan menulis bisa membuat kemampuan seseorang makin berkualitas dan berkembang sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Prof Dr Buya Hamka yang sampai saat ini masih sangat a kagumi.
“Buya Hamka sampai saat ini karyanya masih sangat diminati berbagai kalangan. Baik dunia akademis ataupun juga masyarakat umum di Indonesia, Malaysia, juga Singapura, Brunei, Thailand, dan negara ASEAN lainnya,” kata Irwan yang sebelumnya berpengalaman 30 tahun sebagai wartawan Republika.
Jadi, ia melanjutkan, peluang seorang guru di era digitalisasi inj sangat besar untuk maju melalui dunia penulisan. Terutama, dengan bermacam pendekatan dan berbagai wahana media baik cetak maupun online bahkan sudah menjadi mainstream saat ini.
“Semua ini yang dibutuhkan hanya semangat dan kemauan yang besar dan plus spirit yang tinggi untuk bisa merealisasikan tradisi menulis,” ujar Irwan.
Mengekalkan Kenangan dan Pikiran
Selanjutnya Dr Muslim Tawakkal menyoroti betapa dunia kepenulisan telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. “Di antaranya Nabi Sulaiman, dengan menulis dia bisa merealisasikan misi beliau berdakwah ke Ratu Balqis. Dan begitu juga dengan menulis orang lain jadi mengetahui gagasan dan ide-ide kita.
Sehingga, dengan menulis akan mengekalkan kenangan dan pikiran serta gagasan-gagasan tersebut dalam ranah kehidupan,” kata Muslim.
Ia mengajak para guru untuk menghasilkan tulisan yang menggugah karena mengandung nilai- mendidik dan juga menghibur. “Ini dua hal yang sangat membantu agar tulisan mudah diminati oleh para pembaca,” ujarnya.
Muslim menambahkan, fungsi penciptaan dan fungsi penyampaian juga di antara fungsi menulis. “Manfaat menulis bisa dalam bentuk meteri namun lebih besar dirasakan dalam kepuasan batin dan memperkaya khazanah wawasan dan ilmu,” tuturnya.
Bentuk Tulisan
Dr Djufri Syahrudin lebih lanjut menjelaskan tulisan itu ada yang berbentuk naratif , deskriptif, persuasif dan eksposisi. “Saat ini kita bisa menjadi jurnalis warga yang tidak perlu memiliki kartu anggota sebagai wartawan. Tapi bisa menulis dan sekarang dibuatkan tempat dinamakan jurnalis warga atau komunitas,” kata Djufri.
Hal terpenting untuk diperhatikan, ujar Djufri, adalah menjaga kode etik agar jangan sampai membuat berita bohong atau fitnah yang berarti membuat kepalsuan dan bisa terkena masalah hukum.
Baca Juga : Fajar Hidayah dan AYPI ASEAN Gelar Pelatihan Jurnalistik Buat Para Guru
Ada juga jenis tulisan berupa resensi, kolom , artikel dan lain-lain. Bagi yang bukan wartawan, dianjurkan menulis di kolom opini. Sebelum dikirim ke media, tulisan tersebut perlu diedit terlebih dahulu. “Jadi hal penting dari teori kepenulisan adalah kemampuan menggambarkan terkait sesuatu,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada dua hal yang menjadi dasar berita. Yakni, terkait peristiwa, atau yang terkait orang. “Beda peristiwa dan berita adalah kalau dia dilaporkan dan diceritakan maka dia menjadi berita. Tapi kalau peristiwa hanya kejadian yang terjadi,” tuturnya.