Milenianews.com, Bukit Tinggi– Saat ini banyak perusahaan di Australia kekurangan tenaga kerja. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu yang dilakukan oleh pemerintah Australia adalah membuka peluang skilled-migration atau mengundang tenaga kerja dari berbagai negara di luar Australia, termasuk dari Indonesia untuk bekerja di Australia. Situasi ini dapat menjadi peluang bagi tenaga kerja Indonesia untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang menarik di Australia.
Hal tersebut terungkap dalam kuliah umum berjudul, “Peluang Kuliah dan Kerja di Australia” yang disampaikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Mukhamad Najib, di Universitas Fort De Kock, Bukit Tinggi, Senin (6/2/2023). Di hadapan sekitar 300 mahasiswa dan dosen, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa mahasiswa Fort De Kock memiliki peluang untuk mengisi pasar kerja di Australia sepanjang persyaratannya bisa terpenuhi.
“Australia saat ini sedang mengalami kekurangan tenaga kerja, khususnya untuk sektor jasa perdagangan, perhotelan, pariwisata, perkebunan, serta manufaktur dan kesehatan. Berdasarkan data Biro Statistik Australia, diperkirakan Australia membutuhkan sekitar 420 ribu tenaga kerja untuk mengisi berbagai sektor ekonomi yang ada. Dan hal tersebut akan mereka lakukan dengan mengundang tenaga kerja asing, khususnya yang berasal dari Asia Pasifik,” jelas Najib.
Menurutnya, Universitas Fort De Kock sebagai universitas yang memiliki kekuatan dalam bidang ilmu-ilmu kesehatan dan bisnis memiliki peluang yang besar untuk bisa mengirim lulusannya ke Australia untuk bekerja. Persyaratan dasar yang harus dimiliki tentu saja adalah kemampuan bahasa Inggris dan sertifikat kompetensi di samping persyaratan-persyaratan lainnya.
“Mahasiswa Fort De Kock perlu menguatkan kemampuan bahasa Inggris nya jika ingin kuliah atau bekerja di Australia. Peluang untuk melakukan keduanya sangat terbuka di Australia, namun persyaratan dasarnya perlu juga disiapkan, yaitu kemampuan bahasa Inggris yang memadai,” kata Najib.
Dalam pembukaan kuliah umum, rektor Universitas Fort De Kock, Dr. Evi Hasnita.,S.Pd.M.Kes mengungkapkan bahwa Universitas Fort De Kock sengaja mengundang Prof. Mukhamad Najib selaku Atdikbud KBRI Canberra agar dapat membuka wawasan dan cakrawala berpikir mahasiswa dan dosen mengenai kuliah dan bekerja di Australia.
Baca Juga : Para Guru di Canberra, Australia Ikuti Lokakarya Sehari Bahasa Indonesia
“Selain memotivasi mahasiswa dan dosen untuk bisa kuliah dan bekerja di Australia, universitas juga berharap dapat mengembangkan kolaborasi dalam pelaksanaan tri darma dengan perguruan tinggi di Australia. Kami berharap Prof. Najib dapat membimbing kami untuk bisa membangun kerjasama internasional dengan Australia,” tutur Evi.
Ketua Yayasan Universitas Fort de Kock, Windanofil.S.KM.M.M sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh rektor untuk membangun jejaring dan kerjasama internasional dengan mengundang Atdikbud KBRI Canberra dalam kuliah umum ini. Windanofil juga memaparkan pengembangan yang sedang dilakukan oleh yayasan, di antaranya dengan mendirikan asrama mahasiswa. “Dengan adanya asrama mahasiswa nantinya kita akan dapat memfasilitasi jika ada mahasiswa-mahasiswa Australia yang ingin berkunjung maupun kuliah di Universitas Fort de Kock”, jelas ketua yayasan.
Kuliah umum yang dimoderatori oleh Drs. H. Gusrizal Dt. Salubuak Basa sebagai Staf khusus Bidang Luar Negeri Universitas Fort de Kock, berlangsung dengan penuh semangat keingintahuan. Banyak dosen dan mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dan menyatakan antusiasmenya untuk melanjutkan studi maupun bekerja di Australia. Kegiatan diakhiri dengan pembagian souvenir oleh Atdikbud kepada para peserta terpilih.