5 Pelajaran Hidup Dari Buku Berani Tidak Disukai atau The Courage to be Disliked

5 Pelajaran Hidup Dari Buku Berani Tidak Disukai atau The Courage to be Disliked

Milenianews.com – Berani Tidak Disukai atau The Courage to be Disliked adalah salah satu buku yang membahas tentang filosofi dari sebuah kehidupan. Buku ini bercerita tentang sebuah percakapan antara guru dengan muridnya. Berani Tidak Disukai banyak jadi rekomendasi oleh akun bookstagram atau pecinta buku lainnya.

Dengan berisi filosofi kehidupan, pastilah banyak pesan penting yang sobat harus tau. Dari cara membatasi diri dengan trauma sampai perspektif kehidupan.

1. Tolak Trauma, Itu Hanya Membuatmu Sengsara.

Menurut buku tersebut, kebutuhan kita untuk mempertahankan trauma terutama karena hal itu membuat kita merasa menjadi bagiannya, atau membuat kita merasa penting. Ini mungkin tidak terlihat bermasalah, tetapi jika kita memikirkan kisah hidup kita. Hal itu bisa menjadi penghalang dan alasan untuk mandek. Dengan berpegang pada cerita apa pun yang membuat kita tetap kecil dan pada tempatnya, pada dasarnya kita memilih untuk tidak berubah.

Baca Juga: 5 Buku untuk Kamu Lebih Produktif!

Hidup kita ditentukan di sini dan saat ini, dan bukan di masa lalu. Setiap saat, kita memiliki kekuatan untuk memilih takdir kita, dan tindakan yang kita lakukan sekarang adalah yang paling penting. Bukan apa pun yang kita lakukan, atau telah dilakukan.

2. Semua Masalah Berasal Dari Dalam Diri

Filosofi Adler percaya bahwa ketika kita tidak bahagia, itu karena kegagalan dalam menyelesaikan tugas hidup kita. Tugas-tugas hidup adalah tugas-tugas yang kita lakukan dalam hidup untuk memenuhi tujuan kita menjadi milik dan menjadi penting.

Karena tujuan yang lebih tinggi ini hanya dapat ada dalam konteks sosial, maka semua tugas hidup kita bersifat interpersonal. Jadi, semua masalah kita (yang pada akhirnya berujung pada ketidakbahagiaan) bersifat antarpribadi.

Baca Juga; 10 Qoutes Buku Filosofi Teras yang Membangun Mental!

3. Gausah Peduli Tugas Orang Lain

Menjelang malam ketiga, Pemuda merasa sangat skeptis dengan cara-cara Filsuf. Ketika dia kembali, sang Filsuf mengingatkannya bahwa dia dan dia sendirilah yang bertanggung jawab atas jalan hidupnya yang telah berlalu dan akan terus berkembang.

Kita bertanggung jawab untuk menjalani hidup untuk kita. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menawarkan dukungan dan menjadi diri kita yang paling tulus. Tetapi biarkan keputusan dan tindakan akhir berada di tangan tugas hidup siapa pun itu.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Tentang Stoisisme

4. Kamu Bukan Siapa-Siapa

kamu bukan pusat dunia. Berjuang untuk mendapatkan pengakuan hanya mengarah pada kurangnya pemenuhan dan gangguan “masyarakat”. Alih-alih menghitung pencapaian kita sendiri, cobalah untuk evaluasi bagaimana kita memengaruhi orang lain itu secara keseluruhan.

5. Hiduplah Pada Masa Sekarang

Pada malam kelima, Filsuf meyakinkan Pemuda bahwa tidak apa-apa untuk menjadi normal. kita tidak harus berusaha untuk menjadi makhluk yang dihormati. Alih-alih, fokuslah pada masa sekarang. Bagaimana mereka bisa membantu? Bagaimana Anda dapat menerapkan keahlian terbaik kita untuk melayani komunitas yang lebih besar? Jika kita mengalihkan fokus kita dari saya ke kami, kita tidak hanya akan bebas dari tekanan, tetapi tiba-tiba kita tidak akan takut gagal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *