Budaya  

Buku Memo Kemanusiaan  Karya Akhmad Sekhu Dapat Sambutan di Dalam dan  Luar Negeri

Penyair dan wartawan, Akhmad Sekhu. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Jakarta- Kebahagiaan seorang penulis jika buku yang ditulisnya mendapat sambutan dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat, artis, penulis, tokoh masyarakat, advokat, bos warteg, dan lain-lain. Sebuah kebahagiaan yang tentu tak ternilai harganya, apalagi sambutan itu datang dari dalam negeri, bahkan sampai luar negeri.

Demikian yang dirasakan Akhmad Sekhu, sastrawan yang juga dikenal sebagai wartawan. Setelah buku novelnya Jejak Gelisah  (2005), Chemistry  (2018) dan Pocinta (2021), buku kumpulan puisinya bertajuk Memo Kemanusiaan  terbit menjelang akhir tahun 2022 ini.

“Alhamdulillah, buku Memo Kemanusiaan karya saya mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat, artis, penulis, tokoh masyarakat, advokat, bos warteg, dan lain-lain, “ tutur Akhmad Sekhu penuh rasa syukur kepada wartawan, belum lama ini.

Baca Juga : Eksistensi Selebritas Dalam Buku “Memo Kemanusiaan” Karya Akhmad Sekhu

Lebih lanjut, lelaki kelahiran Tegal itu mengekspresikan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. “Apalagi sambutan itu datang dari dalam negeri, bahkan sampai luar negeri,“ terang Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana “100 Tahun Chairil Anwar” (2022) ini.

Pergaulan Luas

Menurut Sekhu, pergaulannya luas yang membuat karya-karyanya mendapat sambutan dari dalam negeri, bahkan sampai luar negeri. “Kadang kalau saya bangun tengah malam sekitar jam dua untuk shalat Tahajud, kemudian membuka HP,  ada saja teman dari luar negeri chating mengajak ngobrol, “ ungkapnya.

Selisih waktu, kata Sekhu, tak mengurangi obrolan. Mereka yang tinggal di luar negeri masih siang, sedangkan dirinya di Indonesia sudah sangat larut malam. “Kadang keasyikan ngobrol berlanjut sampai Subuh. Mereka masih segar bugar, sedangkan saya diserang kantuk berat yang luar biasa, “  paparnya terbahak.

Sekhu menyampaikan, buku kumpulan puisinya Memo Kemanusiaan, sama seperti novelnya Pocinta  memang mendapat sambutan sampai ke luar negeri. “Hal itu karena zaman multimedia dimana akses internet memudahkan orang untuk dapat berkomunikasi dengan siapapun di belahan bumi mana pun, “ ujarnya.

Berkah

Bagi Sekhu, buku bukan semata bukti dirinya berkarya, tapi juga memudahkan dirinya bisa berhubungan dekat dengan pejabat yang sangat sibuk sekali pun. “Saya bisa mudah bertemu dengan pejabat karena saya menunjukkan karya buku saya, maka dari itu bagi saya berkarya buku memang menjadi berkah tersendiri, “ tegasnya.

Sekhu menyampaikan pentingnya tetap menjaga semangat untuk selalu berkarya dalam hidupnya, meski sekarang dirinya sibuk kerja liputan sebagai wartawan, baik liputan film, musik, fashion show, dan lain-lain. “Saya berkarya maka saya ada, “ pungkas Akhmad Sekhu filosofis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *