Milenianews.com – Salah satu yang menjadi kebanggaan Indonesia adalah kualitas teh yang dihasilkan. baru-baru ini, Industri teh Indonesia yang sempat menurun, dan berupaya bangkit kembali. Caranya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi teh serta promosi dan salahsatunya lomba National Tea Competition 2019.
Dilansir dari Ayobandung.com(18/10), Ketua Dewan Pembina Asosiasi Teh Indonesia, Dr Wahyu, mengatakan National Tea Competition 2019 merupakan kompetisi teh tingkat nasional. Kompetisi ini pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah memilih teh asal Indonesia terbaik untuk jenis Teh Hitam Orthodox, Teh Hitam CTC, Teh Hijau, Teh Putih, dan Teh Wangi.
National Tea Competition 2019 diikuti oleh peserta berasal dari 54 pabrik teh yang mengirimkan 89 sampel teh. Sampel tersebut akan dinilai tim independen yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri yang ahli dalam pengujian teh.
“Kami memberikan apresiasi kepada produsen teh yang mempunyai kualitas terbaik. Pemenangnya akan diikutsertakan dalam lomba teh tingkat dunia di Korea Selatan,” ujarnya di Hotel Savoy Homann, Bandung.
Di Acara National Tea Competition 2019 juga Terpilih Duta Teh Indonesia
Selain kompetisi, kegiatan ini juga diisi dengan penobatan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri, yakni Atalia Praratya, serta Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan beserta istri, yakni Sonya Fatmala, menjadi Duta Teh Indonesia.
Penobatan ini diharapkan dapat meningkatkan citra teh Indonesia melalui berbagai kegiatan promosi dan edukasi kepada masyarakat. Ridwan Kamil dan Hengky dipilih karena sebagai kepala daerah yang tergolong populer, khususnya di media sosial.
“Kami ingin mempopulerkan teh menjadi minuman favorit masyarakat Indonesia,” katanya.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengatakan Jabar merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Lebih dari 70 persen luas area perkebunan teh secara nasional berada di Jabar.
Namun sangat disayangkan, kondisi lahan perkebunan teh terus berkurang, sekitar 1,7 persen per tahun akibat alih fungsi lahan atau alih komoditi. Luas areal yang tercatat di data statistik perkebunan tahun 2018 sekitar 84.316 Ha.
Selain itu, kondisi teh saat ini mengalami beberapa kendala seperti penurunan produksi, ekspor berkurang, impor naik. “Pemprov berupaya membangun kembali kejayaan teh Jabar. Di antaranya sosialisasi, promosi dan edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Baca Juga : Lahan Pertanian Tergusur Industri, Mahasiswa Demo ke DPRD
Pemprov melalui Disbun Jabar melakukan penyebaran bibit teh berkualitas kepada para petani teh di Jabar. Bibit tersebut mampu memproduksi 20 persen lebih tinggi dan lebih tahan lama dibandingkan bibit biasa.
“Produksi dan kualitas teh terus didorong melalui inovasi maupun rekayasa genetika. Kami juga mengapresiasi kegiatan National Tea Competition 2019. Semoga dengan adanya event ini teh Indonesia khususnya di Jabar semakin maju,” pungkasnya.