Milenianews.com, Jakarta – Anda akan mengaku bersalah karena tidak membaca Mortal Engines, novel karya Philip Reeve, sebelum menonton film ini. Namun, karena Peter Jackson terlibat dalam film sebagai salah satu produser dan penulis, dan butuh waktu sekitar 10 tahun untuk menyelesaikan film ini, maka adaptasi film ini tidak akan mengecewakan Anda.
Film ini diatur ratusan tahun setelah peradaban dihancurkan oleh peristiwa dahsyat yang dikenal sebagai Enam Puluh Menit Perang. Di masa depan Bumi, perangkat teknologi saat ini, termasuk ponsel cerdas Anda yang baru, ditampilkan sebagai peninggalan. Lanskap Bumi telah berubah, dan London telah menjadi kota raksasa yang bergerak.
Film ini dibuka dengan Tom Natsworthy (Robert Sheehan), seorang warga London yang belum pernah menjejakkan kaki di luar kota. Sebagai seorang yatim piatu, dia harus mengubur impiannya menjadi seorang penerbang, dan dia sekarang bekerja di Museum London, mempelajari relik dari peradaban masa lalu.
Setelah 30 menit pertama film, kita harus mengetahui arkeolog utama kota, Thaddeus Valentine (Hugo Weaving), dan putrinya Katherine Valentine (Leina George). Penonton terpapar kepribadian Thaddeus untuk sampai pada kesimpulan yang sama seperti Tom, yaitu bahwa arkeolog akan memimpin London untuk kehidupan yang lebih baik.
Mortal Engines memenuhi harapan mereka yang belum membaca novel. Tim produksi pada dasarnya menempatkan segalanya di tempat yang tepat: jumlah tindakan yang cukup, visual yang mencolok dan alur yang mudah diikuti, menciptakan film yang layak untuk ditonton.(AFR)
Sumber: Terjemahan thejarkatapost.com