Tokoh  

10 Quotes Romantis Sapardi Djoko Darmono yang Melegenda

Sapardi Djoko Darmono
Sapardi Djoko Darmono

Milenianews.com – Prof. Dr. Sapardi Djoko Darmono (20 Maret 1940 – 19 Juli 2020) adalah seorang penyair ternama Indonesia. Sapardi dikenal dengan berbagai puisinya tentang hal-hal sederhana, namun bermakna dalam hidup. Sehingga beberapa di antaranya sangat populer baik di kalangan sastrawan maupun masyarakat umum.

Puisi Sapardi juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa daerah. Selain puisi, Sapardi juga sering menulis cerita pendek, esai dan menulis beberapa kolom di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Quotes-quotes yang ia tulis juga sangat romantis untuk pacar atau gebetan.

Baca juga : Menikmati Puisi-Puisi Cinta dalam Buku ‘Memo Kemanusiaan’ Karya Akhmad Sekhu

Berikut ini adalah 10 Quotes romantis tentang cinta dari Sapardi Djoko Darmono:

1. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikannya abu.

2. Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu. ― Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni.

3. The day will come
When my body no longer exists
But in the lines of this poem
I will never let you be alone

The day will come
When my voice is no longer heard
But within the words of this poem
I will continue to watch over you

The day will come
When my dreams are no longer known
But in the spaces found in the letters of this poem
I will never tired of looking for you
― Sapardi Djoko Damono

4. Sajak kecil tentang cinta

Mencintai angin harus menjadi siut…
Mencintai air harus menjadi ricik…
Mencintai gunung harus menjadi terjal…
Mencintai api harus menjadi jilat…
Mencintai cakrawala harus menebas jarak…

MencintaiMu harus menjadi aku
― Sapardi Djoko Damono

5. Katamu dulu kau takkan meninggalkanku. Omong kosong belaka! Sekarang yang masih tinggal hanyalah bulan yang bersinar juga malam itu dan kini muncul kembali.

6. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan tiada.

7. Dalam diriku menggenang telaga darah, sukma namanya. Cemaskan aku kalau gugur daun demi daun lagi.

8. Barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. Ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas.

9. Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk.

10. Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *