Indeks

Pergilah Lelaki ku

Cerpen Milenianews Pergilah Lelaki Ku

Oleh : Putri Pelangi

Sudah satu bulan hatiku dibuat menggalau seperti ini, bukan karena nilai akhir semester yang menurun bukan pula mata kuliah yang menagih remedial.

Ini memang salah ku, membiarkannya mencoba memasuki ruang hampa hati ku. Ini memang salahku yang baru pertama mencoba mencicipi api asmara.

Hatiku perih, sakit dan jadi tak menentu. Ternyata cinta manusia sungguh menyiksa. Tapi mengapa banyak yang suka bermain asmara.

“Tuhaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnn…..,” teriakku dalam hati.

“Maafkan aku…. Aku ingin dia pergi dari mimpi-mimpi ku. Tolong jangan ikuti aku lagi. Aku takut, hati ku penuh sesak, jiwa ku lemah. Kusadari ini bukan diriku yang sebenarnya,” sadarku.

“Ariyanti bukan perempuan melow yang menggalau, sedih, hanya karena rindu pada manusia. Ariyanti harusnya tak perlu merasakan perihnya cinta yang penuh ragu ini,” Batin ku terus menyalahkan diri, karena salah yang sudah terlanjur basah.

“Kini semua sudah terjadi… Aku harus apa??,”

“Sudahi… sudahi… jauhi dia… usir dia dari sisi mu,” pikirku bimbang.

Perang batinku…. Aku sadari ini sebuah kesalahan, aku sadari ini sebuah kealphaan…

“Maafkan aku Tuhan…,”

Laki-laki itu memang tidak sepenuhnya salah, semua memang salahku yang mendekati api.

Dia laki-laki baik, ibadah pun rajin, pandai, tapi………

Dia datang tidak tepat pada waktunya, dia pun belum punya tujuan dalam hidupnya, visi hidupnya belum jelas, misi hidupnya pun masih banyak keraguan.

Kedatangannya memang buat hariku berwarna, bak pelangi yang datang setelah hujan dengan keceriaan yang sesaat. Senyum yang menyapa pun penuh syahwat. Tatap mata yang damai itu pun membawa hasrat, bisik sapa nya pun tak membawa manfaat, jiwa ku berdosa. Ada yang tak terima di relung terdalam hati ini. Jiwa suciku berontak saat dia mulai mendekat.

Lelaki itu datang tidak tepat, menghias asa dan menoreh luka di tiap dinding rindu. Rindu yang tak seharusnya ada, rasa yang selayaknya datang menyapa.

Pergilah lelaki ku,

Pergilah segera dari tiap detik waktuku, pergilah,, kejarlah mimpi yang belum kau raih. Aku tak ingin bersamamu saat ini, karena ku belum persiapkan diri untuk bersama cintaNya padamu. Pergilah, jika kelak waktu dan takdir mempertemukan kita, maka ku ingin saat itu aku dan kamu telah siap dengan segala perbekalan dunia menuju keabadian cinta yang sebenarnya di Surga.

Exit mobile version