Suatu Saat Nanti Bagian 6

Cerbung Suatu Saat Nanti Milenianews

“Hemm saking sibuknya sampe lupa ya sama aka,” balasnya lagi dengan sedikit menyindir.

“Maaf aka , nanti Ade hubungi lagi kalo sudah sampai dirumah yah …., Ade lagi dijalan”.

Tanpa menunggu balasan pesan dari Rescha aku langsung mematikan handphone ku. Aku semakin bimbang harus bagaimana, ahh entahlah, biar waktu saja yang menjawabnya, aku pasrah jika harus kehilangan sebelum memiliki. Walaupun begitu, aku bahagia melihatnya seperti saat tadi dia menatap ku dan memegang tanganku, sungguh hari ini sangat menyenangkan, hari yang tidak akan bisa ku lupakan, ku pandangi langit dibalik kaca mobil, perlahan langit biru yang cerah itu mulai berganti menjadi abu, ingin ku layangkan tanya mengapa langit merenung? Padahal hatiku sedang gembira, apa dibalik kegembiraan ku ada hati yang telah patah? Namun siapa?.

Sudah setengah perjalanan namun tak kunjung sampai, langit tak kuasa menahan kesedihannya. Perlahan hujan turun membasahi jalan terlihat seperti sangat licin, namun tak apa asalkan tidak menggenang sebab orang-orang nanti akan terjebak.

Perjalanan pulang mengapa terasa sangat lambat, aku ingin segera berbaring di ranjang tempat ternyaman ku, rasanya tubuh ku sudah tidak kuat duduk terlalu lama, tubuh ku mulai menggigil kedinginan terasa sangat sesak ditambah kaca mobil yang tertutup dikarena kan hujan yang deras dan jika dibuka cipratan airnya akan masuk kedalam namun aku tidak peduli ,aku merasa sangat sesak.

” Sayang, Kamu kenapa?,,” tanya ibu padaku.

“Mila sesak nafas bu,” ucapku sembari membuka kaca jendela.

“Jangan dibuka hujan, nanti kamu sakit sayang,” kata ibu hendak menutup kaca mobil nya.

” Mila sesak Bu, Mila butuh udara segar,”

“Yasudah kita tukeran duduknya, ibu disitu kamu disini, ibu Enggak mau kamu semakin sakit,” pinta ibu seraya bertukar tempat duduk dengan ku, ya tuhan ibu benar-benar malaikat pelindungku.

Kami bertukar posisi duduk, ku sandarkan kepalaku ke sebelah kiri kaca mobil yang tertutup tempat dimana posisi ibu duduk Tadi dengan perlahan ku hirup udara segar yang masuk lewat kaca jendela sebelah kanan tempat ibu duduk, pelukan ibu menghangatkan tubuh ku yang menggigil.

“Gimana sayang udah baikan?,” tanya ibu sambil mengelus-elus lembut rambutku.

“Mila merasa baikan Bu,” jawabku yang memandang hujan keluar jendela.

Jika sudah begini rasanya ingin mati, sungguh kasihan aku ini, apa suatu hari nanti Aku dan dia bisa bersama? Ah entahlah aku tidak yakin dengan segalanya, melihat kondisi ku saja masih sangat lemah merasa tidak berguna, terkadang aku berputus asa mengapa harus begini?

Namun apa gunanya dengan terus mengeluh seperti ini tidak akan mengubah apapun yang sudah terjadi, jutsru Hanya akan membuat hidupku semakin terpuruk, aku harus terus bersemangat untuk bisa bersama dengan seseorang yang selalu ku sebut namanya dalam doaku.

Sesampainya nya dirumah sekitar pukul 15:00 ,aku bergegas ke kamar untuk beristirahat karna tubuhku memang sedang sangat lemah, ibu membantuku berjalan dan membantu ku berbaring diatas busa besar yang terbalut kain yang tertata rapi itu tak lupa ku simpan tas ku dimeja sebelah kiri tempat tidur ku.

Bersambung ….

https://milenianews.com/2019/12/11/suatu-saat-nanti-bagian-5/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *