Indeks

Angan Bagian 2

Cerbung Angan

Setelah pertemuannya dengan Arsen kala itu. Ia semakin hari semakin dekat dengan Arsen. Ia mengetahui banyak semua tentang Arsen. Apa yang Arsen suka atau tidak, melakukan aktifitas sehari-harinya, menceritakan masalah pribadinya. Bahkan, bertemu dengan keluarganya ia sudah pernah. Walaupun dengan alasan kerja kelompok.

Arsen yang memiliki otak yang cerdas, hampir setiap hari bolak-balik ke kantor karena prestasinya. Dengan sabarnya, ia mengajarkan Adhara dengan begitu lembut dan mudah di pahami.

 

“Bang, ini gimana? Susah bener sih.” tanya Adhara dengan nada merajuk.

Bahkan, Adhara mempunyai panggilan khusus untuk teman sekaligus pujaan hatinya. Yang ia pendam dalam-dalam. Agar semuanya terlihat baik-baik saja.

“Ini mah gampang, kamu tinggal kalikan jumlah satuan dengan jumlah orangnya, terus bagi dengan jumlah orang yang tadi.”

 

Arsen membimbing Adhara dengan telaten dan lembut. Bahkan sampai ketika  waktu, Adhara mampu menyamai nilainya dengan Arsen si Otak cerdas.

 

“Oh gitu ya, gampang kalau gitu mah.” Senyum Adhara yang di balas senyum kembali oleh Arsen, sambil mengelus-ngelus puncuk kepalanya dengan lembut. Disinilah titik kelemahan Adhara.

Dan kenyataan yang harus menamparnya dari semua khayalan yang ia impikan. Bahwa Arsen yang semakin hari semakin dekatnya itu sudah memiliki seorang kekasih, bernama Asyla. Yang begitu manis dan anggun, yang memiliki kecerdasan yang sama dengan Arsen. Jauh di dibangkan dengan Adhara, dari segi apapun Asyla lah yang paling unggul.

 

Arsen sering berkeluh kesah dengannya tentang kekasihnya itu, kadang Arsen suka memberikan barang-barang kesukaan kekasihnya, entah boneka, catatan puitis, coklat atau yang lainnya lewat Adhara.

Kekasih Arsen sekarang adalah teman Adhara. Karena, Arsen sendiri yang memperkenalkan dirinya kepada kekasihnya itu. Bahkan sempat Asyla merasa cemburu dengan kedekatan antara Arsen dengan dirinya. Sampai-sampai ia harus berbohong, kalau ia sendiri memiliki pujaan hati yang sudah lama ia kejar, sejak dirinya masih kelas satu SMP.

 

“Kamu jangan khawatir, aku sama Arsen cuman temenan kok, gak lebih. Kamu kan tau, aku suka siapa.” Ucap Adhara meyakinkan Asyla bahwa ia dengan sahabatnya—pujaan hatinya—sekedar teman yang saling membutuhkan satu sama lain.

 

“Aku percaya kok, kamu orang baik.” Jawab Asyla dengan yakin sambil tersenyum kepada Adhara.

 

Adhara pun mengangguk, tersenyum dan ia akan memegang kepercayaan yang Asyila berikan kepadanya. Ia tidak akan pernah merusak pertemanannya.

Ia tidak akan merebut apa yang bukan menjadi miliknya. Sudah menjadi teman, sahabat, bahkan seperti saudara sendiri dengan Arsen ia sungguh berterima kasih kepada Tuhan. Sudah mempertemukan seorang lelaki yang mampu merubah kehidupannya lebih baik.

Tapi, tidak untuk suatu saat nanti. Hanya satu pintanya kepada Tuhan. “ Apakah suatu saat nanti, Ia bisa memiliki Arsen lebih dari seorang sahabat? Saling mencintai dan menggenggam satu sama lain?”

Dan pertanyaan bodoh itu menyadarkan dirinya. Semua harapannya hanyalah angan semata. Namun, Ia percaya orang baik akan berjodoh dengan orang baik. Maka untuk itu, ia hanya berusaha menjadi lebih baik agar ia mendapatkan pasangan yang lebih baik darinya.

 

“Jadi, untuk Arsen semoga bahagia.” Pintanya, kepada Tuhan.

Oleh : Anisa SI

Exit mobile version